Rabu, 21 November 2018

0

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN


BAB 11 SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Nama :
Deni Islamiati            (51415021)
Fitriana Dwi L           (51415031)
Putri Dewi I               (51415047)
M. Affan                    (51415042)
A.    PENDAHULUAN
Manajer membuat banyak keputusan untuk mengatasi masalah. Penyelesaian masalah dicapai melalui empat tahapan dasar dan mempergunakan kerangka berpikir seperti model sistem perusahaan yang umum dan model lingkungan. Dengan mengikuti pendeketan sistem untuk menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara keseluruhan.
Proses pemecahan masalah terdiri atas empat elemen dasar, yaitu : 
1)      standar,
2)      informasi,
3)      batasan, dan
4)      solusi alternatif. 
Jika proses ini diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik tidak selalu dicapai melalui analisis logis saja dan penting untuk membedakan antara permasalahan dan gejala. Masalah memiliki struktur yang beragam dan keputusan untuk menyelesaikannya dapat terprogram maupun tidak terprogram. Konsep sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support system-DSS) awalnya ditujukan pada masalah-masalah yang setengah terstruktur. Output DSS yang pertama terdiri atas laporan dan output dari model matematika. Kemudian, kapabilitas pemecahan masalah kelompok ditambahkan, diikuti dengan kecerdasan buatan (artifical intellgence) dan pemrosesan analitis oniline (on-line analytical processing-OLAP). 
Model matematika dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, dan penggunaannya disebut simulasi. Lembar kerja elektronik (spreadsheet) merupakan alat yang baik untuk membuat model matematika. Lembar kerja ini dapat digunakan baik untuk model statik dan dinamik dan membuat manajer dapat memainkan permainan “bagaimana jika” (what-if-game).
Kecerdasan buatan dapat menjadi salah satu komponen DSS. Dengan menambahkan basis pengetahuan dan mesin inferensi, DSS dapat memberikan saran solusi masalah kepada manajer.
Jika groupware ditambahkan ke DSS, maka DSS tersebut akan menjadi sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision support system-GDSS). GDSS dapat diletakkan di beberapa tempat yang berbeda agar kondusif terhadap pemecahan masalah kelompok.
Ø  Apa yang Disebut Dengan Pembuatan Keputusan
            Hampir seluruh isi buku ini digunakan untuk membahas sistem informasi manajemen (SIM). Namun, jika diartikan secara sederhana, SIM sebenarnya adalahsistem yang memberikan informasi untuk digunakan dalam pembuatan keputusan guna menyelesaikan masalah bagi para penggunanya. Meskipun mungkin tidak tampak terlalu jelas, proses pembuatan keputusan dan pemecahan masalah digunakan sebagai tema yang mengintegrasikan buku ini.
a.      Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan
            Disadari bahwa pemecahan masalah (problem solving) terdiri atas respons terhadap hal yang berjalan dengan baik, serta terhadap hal yang berjalan dengan buruk dengan cara mendefinisikan masalah (problem) sebagai kondisi atau peristiwa yang berbahaya atau dapat membahayakan perusahaan, atau yang bermanfaat atau dapat memberikan manfaat. Telah dijelaskan bahwa proses penyelesaian masalah manajer terlibat dalam pembuatan keputusan (decision making), yaitu tindakan memilih diantara berbagai alternatif solusi pemecahan masalah. Keputusan (decision) didefinisikan sebagai tindakan pilihan dan seringkali perlu untuk mengambil banyak keputusan dalam proses pemecahan satu masalah saja.
b.      Fase Pemecahan Masalah
            Menurut Herbert A. Simon proses pemecahan masalah dengan menggambarkan empat tahapan, yaitu:
•     Aktivitas intelijen.
•     Aktivitas perancangan.
•     Aktivitas pemilihan.
•     Aktivitas pengkajian.
Dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas ini, orang yang memecahkan masalah harus memiliki informasi.
c.       Kerangka Pikiran Pemecahan Masalah
            Dalam Bab 2, telah ditampilkan dua kerangka berpikir yang berguna dalam pemecahan masalah,yaitu :
1.    Model sistem umum perusahaan
2.    Model delapan elemen lingkungan
d.      Pendekatan Sistem
            Pendekatan pemecahan masalah yang paling detail digambarkan di Bab 7 ketika menyajikan pendekatan sistem, yaitu sederetan langkah yang direkomendasikan ke dalam tiga tahap, yaitu:
1.    Upaya persiapan
2.    Upaya pendefinisian, dan
3.    Upaya pemecahan
e.       Pentingnya Cara Pandang Sitem
            Dalam menggunakan model sistem umum dan model lingkungan sebagai dasar pemecahan masalah, kita mengambil cara pandang sistem (system view), yang memandang operasional usaha sebagai sistem yang menjadi bagian dari lingkungan yang lebih luas. Ini merupakan cara pemikiran yang abstrak, namun memilki nilai yang potensial untuk manajer. Cara pandang secara sistem akan:
·         Mencegah manajer agar tidak bingung karena kompleksitas struktur organisasi dan detail pekerjaan.
·         Menekankan pentingnya memiliki tujuan yang baik.
·         Menekankan pentingnya semua bagian organisasi untuk bekerja sama.
·         Mengangkat hubungan antara organisasi dengan lingkungannya.
·         Menempatkan nilai tinggi pada informasi yang didapat dari input yang hanya dapat dicapai melalui sistem perputaran tertutup.
Seorang manajer kemungkinan besar mereka akan mengenali definisi dan upaya solusi dari pendekatan sistem sebagai hal yang mereka lakukan dan mengenali lima hal yang tercakup dalam cara pandang sistem sebagai tujuan yang mereka coba pakai.
Ø  Membangun Konsep dan Elemen Proses Pemecahan Masalah
Kebanyakan masalah yang dipecahkan manajer dapat dianggap sebagai permasalahan sistem. Sebagai contoh, perusahaan sebagai suatu sistem tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Atau, terdapat masalah dengan sistem persediaan, sistem komisi penjualan, dan seterusnya. Solusi masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi tujuannya dengan paling baik, seperti yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem. Standar ini menggambarkan situasi yang diinginkan (desiredstate) apa yang harus dicapai sistem tersebut. Sebagai tambahan, manajer tersebut harus memiliki informasi yang menggambarkan keadaan saat ini (currentstate) apa yang dicapai sistem tersebut sekarang ini. Jika dua keadaan ini berbeda, maka ada masalah yang menjadi penyebabnya dan harus dipecahkan.
Perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan disebut dengan kriteria solusi (solutioncriterion), atau apa yang harus terjadi agar situasi saat ini berubah menjadi situasi yang diinginkan. Tentu saja, jika situasi saat ini menunjukkan tingkat kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan yang diinginkan, maka tugas yang harus dilakukan bukanlah menyamakan keadaan saat ini. Melainkan, tugas yang harus dilakukan adalah menjaga agar situasi saat ini tetap berada pada tingkatan yang lebih tinggi. Jika kinerja tingkat tinggi dapat dipertahankan, maka situasi yang diinginkan harus ditingkatkan.
Tanggung jawab manajer adalah mengidentifikasi solusi alternatif, yang selalu ada. Ini merupakan satu langkah dari proses penyelesaian masalah di mana komputer tidak terlalu banyak membantu. Manajer biasanya mengandalkan pengalaman sendiri atau mencari bantuan dari pemroses informasi nonkomputer, seperti input dari pihak lain baik di dalam maupun di luar perusahaan.
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan untuk mengevaluasinya. Evaluasi ini harus mempertimbangkan batasan (constraint) yang ada, yang dapat berasal baik dari internal maupun lingkungan. Batasan internal (internal constraint) biasanya berbentuk sumber daya yang terbatas yang ada di dalam perusahaan. Sebagai contoh, unit TI tidak dapat merancang sistem CRM karena kurangnya keahlian dalam OLAP. Batasan lingkungan (environmentalconstraint) berbentuk tekanan dari berbagai elemen lingkungan yang membatasi aliran sumber daya dari dan keluar perusahaan. Salah satu contoh adalah peningkatan suku bunga oleh Federal Reserve Board yang meningkatkan biaya ekspansi pabrik.
a.      Memilih Solusi yang Terbaik
Pemilihan solusi yang terbaik dapat dicapai dengan berbagai cara. Herry Mintzberg, seorang ahli teori manajemen, telah mengidentifikasi tiga pendekatan yaitu :
Ø  Analisis
Evaluasi atas pilihan-pilihan secara sistematis, dengan mempertimbangkan konsekuensi pilihan-pilihan tersebut pada tujuan organisasi. Salah satu contohnya adalah pertimbangan yang dilakukan oleh para anggota komite pengawas SIM untuk memutuskan pendekatan mana yang harus diambil dalam mengimplementasikan sistem informasi eksekutif.
Ø  Penilaian
Proses pemikiran yang dilakukan oleh seorang manajer. Sebagai contoh, manajer produksi menerapkan pengalaman dan intuisi dalam mengevaluasi gambar pabrik baru yang diusulkan dari model matematika.
Ø  Penawaran
Negosiasi antara beberapa manajer. Salah satu contoh adalah proses memberi dan menerima yang berlangsung antara para anggota komite eksekutif mengenai pasar yang mana yang harus dimasuki selanjutnya. Di sinilah tempat di mana pengaruh politik dalam perusahaan dapat dilihat dengan jelas.
b.      Permasalahan versus Gejala
Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara masalah dan gejala dari suatu masalah. Jika tidak demikian, kita dapat menghabiskan banyak waktu dan uang untuk menyelesaikan permasalahan yang salah atau sesuatu yang sesungguhnya bukanlah suatu masalah. Gejala (symptom) adalah kondisi yang dihasilkan masalah. Sering kali seorang manajer melihat gejala dan bukan masalah.

c.       Struktur Permasalahan
Model matematika yang disebut formula EOQ (economic order quantity) dapat memberitahu bagaimana masalah tersebut harus diselesaikan. Masalah seperti ini disebut masalah terstruktur (structuredproblem) karena terdiri atas unsur dan hubungan antara berbagai elemen yang semuanya dipahami oleh orang yang memecahkan masalah.Masalah yang tidak terstruktur (unstructured problem) adalah masalah yang tidak memiliki elemen atau hubungan antarelemen yang dipahami oleh orang yang memecahkan masalah. Salah satu contoh dari masalah yang tidak terstruktur adalah memutuskan film yang mana yang paling kita sukai. Manajer bisnis sering kali tidak memiliki perangkat yang cukup untuk mendefinisikan masalah seperti ini dengan cara yang terstruktur.

Beberapa elemen, seperti harga tanah, pajak, dan biaya-biaya untuk mengirimkan bahan baku, dapat diukur dengan tingkat ketepatan yang tinggi. Tetapi elemen-elemen lain, seperti bahaya dari lingkungan dan perilaku masyarakat sekitar, sulit untuk diidentifikasi dan diukur.Setelah prosedur ditentukan, komputer dapat memecahkan masalah yang terstruktur tanpa keterlibatan manajer. Namun, manajer sering kali harus melakukan semua pekerjaan untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur. Dalam wilayah masalah semiterstruktur yang luas, manajer dan komputer dapat bekerja sama dalam menemukan solusi.

d.      Jenis Keputusan
Selain memberikan tahap-tahap pemecahan masalah, Herbert A.Simon juga menemukan metode untuk mengklasifikasikan keputusan, yaitu :
Ø  Keputusan terprogram bersifat “repetitif dan rutin, dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu dianggap denovo (baru) setiap kali terjadi.” 
Ø  Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammeddecision) bersifat “baru, tidak terstruktur, dan penuh konsekuensi. Tidak terdapat metode yang pasti untuk menangani masalah seperti ini karena masalah tersebut belum pernah muncul sebelumnya, atau karena sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks, atau karena masalah tersebut demikian penting sehingga memerlukan penanganan khusus.”

e.       Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Istilah sistem keputusan terstruktur (structureddecisionsystem-SDS) digunakan untuk mendeskripsikan sistem-sistem yang mampu menyelesaikan masalah yang teridentifikasi. Masalah-masalah di bawah garis menyulitkan pemrosesan komputer, dan Gorry dan Scott-Morton menggunakan istilah sistem pendukung pengambilan keputusan (decisionsupportsystem-DSS) untuk menggambarkan sistem yang dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan.Sejak 1971, DSS telah menjadi jenis sistem informasi yang paling sukses dan kini menjadi aplikasi komputer untuk pemecahan masalah yang paling produktif.

f.       Model DSS
Ketika DSS untuk pertama kalinya dirancang, model ini menghasilkan laporan khusus dan berkala serta output dari model matematika. Laporan khusus ini berisikan respons terhadap permintaan ke basis data. Setelah DSS diterapkan dengan baik, kemampuan yang memungkinkan para pemecah masalah untuk bekerja sama dalam kelompok ditambahkan ke dalam model tersebut. Penambahan peranti lunak groupware memungkinkan sistem tersebut untuk berfungsi sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (groupdecisionsupportsystem-GDSS). Yang terbaru, kemampuan kecerdasan buatan juga telah ditambahkan beserta kemampuan untuk terlibat dalam OLAP.
v  PERMODELAN MATEMATIKA           
Model adalah representasi penyederhanaan dari sebuah realita yang complex (biasanya bertujuan untuk memahami realita tersebut) dan mempunyai feature yang sama dengan tiruannya dalam melakukan task atau menyelesaikan permasalahan. Model adalah karakteristik umum yang mewakili sekelompok bentuk yang ada, atau representasi suatu masalah dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah dikerjakan.
Ø  Jenis-jenis Model
Jenis model Terdapat: 4 dasar model yaitu:
·         Model Fisik (physical model) merupakan gambaran tiga dimensi entitasnya.  Model fisik: yang digunakan di dunia bisnis mencakup model skala untuk pusat perbelanjaan dan prototipe mobil baru.
·         Model naratif Salah satu jenis model yang digunakan oleh manajer setiap hari adalah model naratif (narrative model), yang menggambarkan entitas dengan kata-kata yang terucap atau tertulis. Pendengar atau pembaca dapat memahami entitas tersebut dari naratifnya. Semua komunikasi bisnis adalah model naratif, sehingga membuat model naratif jenis model yang paling populer.
·         Model grafis model lain yang terus digunakan adalah model grafis. Model gratis (graphic model) menggambarkan entitasnya dengan abstraksi grafis, simbo, atau bentuk.Model grafis juga digunakandalam desain sistem informasi. Kebanyakan perangkat  yang digunakan oleh pengembang sistem bersifat grafis. Diagram relasi entitas, diagram kelas, dan diagram aliran data merupakan beberapa contoh.
·         Model matematis, setiap rumus atau persamaan matematika adalah model matematika (mathematical model). Kebanyakan model matematika yang diguanakan manajer bisnis sama kompleksnya dengan yang digunakan untuk menghitung EOQ.
Penggunaan Model
·         Memberikan model biasanya lebih sederhana dibandingkan entitasnya antitas adalah objek atau proses. Entitas dapat lebih mudah dimengerti Jika berbagai elemen dan hubungan  yang terdapat  di dalamnya ditampilkan secara lebih sederhana. Setelah model yang sederhan dapat dipahami model tersebut secara bertahap dapat dibuat lebih kompleks sehingga dapat mewakili entitasnya secara lebih kompleks Tetapi, model tersebut hanya dapat mewakili entitasnya;  model tersebut tidak dapat benar-benar berlaku seperti entitas sesungguhnya.
·         Memfasilitas komunikasi: Keempat jenis model dapat mengomunikasikan informasi secara akurat dan cepat kepada orang-orang yang memahami makna bentuk. kata-kata, grafis. dan matematis.
·         Memprediksi dimasa depan, Ketepatan yang ditunjukkan model matematis untuk mewakili entitasnya merupakan kemampuan yang tidak terdapat pada model lain. Model matematis dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan, namun tidak 100% akurat.
Kelas Model Matematis
Model matematis dapat diklasifikan ke 3 dimensin yaitu:

·         MODEL STATIS ATAU DINAMIS Model statis (static model) tidak melibatkan waktu sebagai salah satu variabel. Model ini berkenaan dengan situasi pada Waktu tertentu. Dengan kata lain, bersifat seperti cuplikan keadaan. Model yang melibatkan waktu sebagai salah satu variabel disebut model dinamis (dynamic model). Model ini mmggambarkan perilaku entitas seiring dengan waktu, seperti gambar bergerak atau film.
·         MODEL PROBABILITAS ATAU DETERMINISTIK Cara lain untuk mengklasilikasi beragam model didasarkan pada apakah suatu formula melibatkan probabilitas atau tidak. Probabilitas (probability) adalah kesempatan bahwa sesuatu akan terjadi Probabilitas berkisar dari 1,00 (untuk sesuatu yang tidak memiliki kesempatan terjadi) hingga 100 (untuk sesuatu yang pasti terjadi) Model yang melibatkan probabilitas disebut model probabilitas (probability model).
·         MODEL OPTIMASASI ATAU SUBOPTIMASASI adalah modelmyang memilih solusi terbaik dari berbagai alternatif yang ditampilkan. Agar suatu model dapat melakukan hal ini, masalah tersebut harus terstruktur dengan amat baik.
Simulasi
Tindakan menggunakan model disebut dengan simulasi (simulation).  Simulasi terjadi  dalam skenano tertentu dam memprediksi dampak keputusan orang yang memecahkan masalah tersebut.Skrenario istilah di gunakanuntukmenggambarkankondisi yang memengaruhi simulasi. Sebagaicontoh, jikaandamenyimulasikansistempersediaan
Teknik Simulasi
Manajer biasanya melakukan model optimisasi hanya Sekali. Model ini menghasilkan solusi yang terbaik menggunakan skenario tgrtentu dan variabel-variabel keputusan. Namun penting juga menjalankan model suboptimisasi berulangkali guna mencari kombinasi variabel keputusan yang menghasilkan hasil yang memuaskan.
Contoh Pemodelan
Eksekutif perusahaan dapat menggunakan model matematis untuk membuat beberapa keputusan kunci. Para eksekutif ini dapat menyimulasikan dampak dari:
·         Harga produk
·         jumlah investasi pabrik yang dibutuhkan untuk menygdiak'an kapasitas untuk memproduksi produk
·         jumlah yang akan diinvestasikan dalam aktivitas pemasaran, seperti iklan dan penjualan langsung
·         jumlah yang akan diinvestasikan daIam penelz‘tian dan pengembangan

Input Model
Digunakan untuk memasukan elemen data skenario untuk kuartal sebelumnya. Beberapa elemen berhubungan dengan perusahaan kapasitas pabrik, jumlah unit yang diproduksi, nilai nominal bahan baku, dan seterusnya. Eelem yang lain berhubungan dengan pengaruh dari lingkungan perusahaan indeks ekonomi, indeks musiman, harga kompetitor, dan pemasaran kompetitor.
Output Model
Output Model Aktivitas kuartal sudah disimulasikan, dan laba setelah pajak ditunjukkan pada layar. Para eksekutif mempelajari angka ini dan membuat keputusan. untuk digunakan pada Kuartal 2 Keputusan ini dimasukkan, dan simulasi diulangi. Proses lnl berlanjut hingga keempat kuartal telah disimulasikan
Kelebihan dan Kelemahan Pemodelan
Kelebihan yaitu:
·         Proses pemodelan dapat menjadi pengalaman belajar. Manajer akan selalu mempelajari sesuatu yang baru mengenai sistem sesungguhnya melalui setiap proyek pemodelan
·         Kecepatan proses simulasi memungkinkan sejumlah besar alternatif dapat di pertimbangkan dengan cara memberikan kemampuan untuk mengevaluasi dampak keputusan dalam waktu yang singkat
·         Seperti yang telah dibahas sebelumnya, model memberikan kemampuan prediksi pandangan ke masa depan yang tidak dapat diberikan oleh metode penyedia informasi lain
Kelemahan yaitu:
·         Kesulitan untuk membuat model sistem bisnis akan menghasilkan model yang tidak mencakup semua pengaruh terhadap entitas. Sebagai contoh, dalam model yang baru saja digambarkan. Seseorang perusahaan harus mengestimasikan nilai untuk elemen data skenario
·         Kemampuan matematis tingkat tinggi dibutuhkan untuk merancang model yang lebih kompleks. Selama itu, kemampuan semacam ini juga diperlukan untuk menginterpretasikan output dengan baik
Kesimpulan
Sistem pendukung pengambilan keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel dalam perusahaan. sistem pendukung keputusan membantu memberikan alternative. Alternative pada proses pengambilan keputusan tetapi tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil keputusan dan metode ini mampu digunakan untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat, kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan ketika pengambilan keputusan seperti keterlambatan dalam mengambil keputusan dapat diminimalisisr dengan menggunakan personal untuk dapat dibuat fleksibel sehingga dapat memungkinkan personal untuk dapat mengubah nilai dari kriteria yang ada.
Sebuah pengambilan keputusan tentunya sering kali di lakukan oleh para manajer sebagai bentuk penyelesaian suatu masalah. Seorang manajer dlam penyelesaian masalahnya dengan melalui empat aktivitas yang ada, yaitu: intelijen, perancangan, pemilihan dan pengkajian. Pada suatu organisasi dalam hal bekerjanya memiliki cara pandang serta tujuan untuk memberikan kesempatan kerja pada seorang manajer. Dalam sebuah organisasi tentunya banyak sekali gejala-gejala yang timbul, dari gejala-gejala tersebut tentunya seorang manajer akan melakukan sebuah pengambilan keputusan. Dari gejala tersebut itu hanyalah merupakan indikasi dari suatu masalah, yang terstruktur dan tergantung dengan proporsi permasalhan yang muncul. Suatu pengambilan yang terprogam akan menimbulkan dampak yang baik bagi seorang manajer. Oleh karena itu manajer  juga menggunakan model matematis untuk memprediksi permasalahan di masa depan. Pada hal ini sebuah pengambilan keputusan selalu di dukung dengan memberikan lingkungan yang kondusif yang dapat dicapai dengan ruang keputusan.
Sistem informasi manajemen menyediakan informasi setiap orang untuk pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi. SIM dan sistem pendukung keputusan merupakan aspek desain informatika organisasional yang memberikan suatu pengeruh besar dalam suatu oraganisasi/ perusahaan. Jika kedua sistem ini doterapkan dengan baik dalam membangun suatu organisasi, maka organisasi tersebut kemungkinan besar berjalan lancar dan memberikan efisiensi kepada pengelola.
4. SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Telah menjadi fakta umum bahwa para manajer jarang memecahkan masalah sendiri. Menyadari fakta ini para pengembang sistem telah mengadaptasi DSS ke dalam pemecahan masalah secara kelompok.
1)      Konsep GDSS
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok adalah sistem berbasis komputer yang membantu sekelompok orang melakukan tugas (mencapai tujuan) yang sama dan memberikan antarmuka untuk digunakan bersama. Istilah ini antara lain sistem pendukung kelompok (group support system-GGS), kerja sama berbantuan komputer (computer-supported cooperative work-CSCW), dukungan kerja kolaboratif terkomputerisasi (computerized collaborative work support), dan sistem pertemuan elektronik (electronic meeting system-EMS).
2)      Bagaimana GDSS Membantu Pemecahan Masalah
Asumsi yang mendasari GDSS adalah komunikasi yang lebih baik memungkinkan dibuatnya keputusan yang lebih baik. Komunikasi yang lebih baik dapat dicapai dengan menjaga agar diskusi kelompok tetap terfokus pada masalah yang dibicarakan, sehingga waktu tidak terbuang sia-sia. Ekstra waktu yang dimiliki dapat digunakan untuk mendiskusikan masalah secara lebih mendetail, sehingga didapatkan definisi masalah yang lebih baik atau, ekstra waktu yang dimiliki dapat digunakan untuk mengidentifikasi alternatif-alternatif yang sebelumnya tampak tidak mungkin. Evaluasi alternative yang lebih baik banyak akan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan solusi yang lebih baik.
Kesimpulan
Sistem pendukung pengambilan keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel dalam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan alternative. Alternative pada proses pengambilan keputusan tetapi tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil keputusan dan metode ini mampu digunakan untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat, kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan ketika pengambilan keputusan seperti keterlambatan dalam mengambil keputusan dapat diminimalisir dengan menggunakan personal untuk dapat dibuat fleksibel sehingga dapat memungkinkan personal untuk dapat mengubah nilai dari criteria yang ada.
Sebuah pengambilan keputusan tentunya sering kali dilakukan oleh para manajer sebagai bentuk penyelesaian suatu masalah. Seorang manajer dalam penyelesaian masalahnya dengan melalui empat aktivitas yang ada, yaitu intelijen, perancangan, pemilihan dan pengkajian. Pada suatu organisasi dlaam hal bekerjanya memiliki cara pandang serta tujuan untuk memberikan kesempatan kerja pada seorang manajer. Dalam sebuah organisasi tentunya banyak sekali gejala-gejala yang timbul, dari gejala-gejala tersebut tentunya seornag manajer akan melakukan sebuah pengambilan keputusan. Dari gejala tersebut itu hanyalah merupakan indikasi dari suatu masalah, yang terstruktur dna tergantung dengan proporsi permasalahan yang muncul. Suatu pengambilan yang terprogram akan menimbulkan dampak yang baik bagi seornag manajer. Oleh karena itu manajer juga menggunakan model matematis untuk memprediksi permasalahan dimasa depan. Pada hal ini sebuah pengambilan keputusan selalu di dukung dengan memberikan lingkungan yang kondusif yang didapat dicapai dengan ruang keputusan.
Sistem informais manajemen menyediakan informasi setiap orang utnuk pengambilan keputusan dengan lebih tepat dna akurat dlaam memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi. SIM dan sistem pendukung keputusan merupakan aspek desain informatika organisasional yang memberikan suatu pengaruh besar dalam suatu organisasi/perusahaan. Jika kedua sistem ini diterapkan dnegan baik dlaam membangun suatu organisasi, maka organisais tersebut kemungkinan besar berjalan lancar dan memberikan efisiensi kepada pengelola.
REKOMENDASI MANAJERIAL
1.      Sebaiknya manajer dapat membuat keputusan yang terprogram atau tidak terprogram. Dengan menggunakan keputusan yang terprogram maka akan mendapatkan solusi yang diketahui akan berhasil. Selain itu jika menggunakan keputusan yang tidak terprogram maka akan mendapatkan solusi yang dibuat khusus untuk manajer dalam perusahaan.
2.      Disini manajer sebaiknya juga menggunakan pemilihan alternative dlam menyelesaikan suatu masalah dengan melalui analisis, penilaian, atau penawaran agar dapat menemukan sebuah solusi.
3.      Manajer sebaiknya juga menggunakan sistem DSS dalam menyelesaikan suatu masalah yang telah menyulitkan pemrosesan komputer. Dengan adanya program ini maka dapat membantu si manajer dlaam menyelesaikan masalah yang semiterstruktur
4.      Sebaiknya para manajer dlam proses penyelesaian suatu masalah tidak hanya dengan menggunakan empat aktivitas yaitu intelijen, perancangan, pemilihan, dan pengkajian. Melainkan dengan menggunakan pendekatan sistem pada suatu perusahaan.

0 komentar:

Posting Komentar