Rabu, 12 Desember 2018

0

PENYELARASAN ANTARA PERENCANAAN BISNIS DENGAN PERENCANAAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 13 PENYELARASAN ANTARA PERENCANAAN BISNIS DENGAN PERENCANAAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI
Nama :
Deni Islamiati (51415021)
Fitriana Dwi L           (51415031)
Putri Dewi I               (51415047)
M. Affan                    (51415042)
A.    PENDAHULUAN
Setiap perusahaan pastinya memiliki perencanaan strategik bisnis untuk kelangsungan usaha bisnisnya. Selain itu perusahaan juga menggunakan perencanaan strategik sistem teknologi informasi dibutuhkan, karena perusahaan menggunakan sistem teknologi informasi untuk mengimplementasikan strategi bisnis untuk memenangkan persaingan. Karena sistem teknologi informasi digunakan untuk mengimplementasikan strategi perusahaan, maka sistem-sistem teknologi informasi yang dibangun harus dapat mencapai tujuan dari perusahaan yang sudah ditentukan dari perencanaan strategik bisnis. Oleh karena itu, perencanaan strategik sistem teknologi informasi harus dilakukan selaras dengan perencanaan strategik bisnis untuk membuat sistem-sistem teknologi informasi yaaang dibangun mengenai sasaran-sasarannya.
Penyelarasan sistem teknologi informasi dengan perencanaan bisnis memang menjadi permasalahan yang di hadapi oleh perusahaan. Tetapi disini keuntungan yang diberikan adalah kemampuan seperti aplikasi perangkat lunak yang canggi. Dengan adanya penyelarasan strategik antara strategi dan tujuan bisnis dan sasarannya adalah untuk menjawab tantangan perusahaan yang kini menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompetitif.

B.     PEMBAHASAN
v  PENYELARASAN
Penyelarasan (alignment) didefinisikan oleh Luftman dan Brier (199) sebagai penerapan sistem teknologi informasi di waktu dan cara yang tepat dan harmoni dengan strategis-strategis, tujuan-tujuan dan kebutuhan-kebutuhan bisnis. Pertanyaan yang sering diajukan dari penyelarasan ini adalah bagaimana cara melakukannya dan bagaimana urutannya, perencanaan strategic sistem teknologi informasi (PSSTI) mnegikuti perencanaan strategik bisnis (PSB) atau sebaliknya yaitu perencanaan strategik bisnis (PSB) yang mengikuti perencanaan strategik sistem teknologi informasi (PSSTI). Pertanyaan lainnya adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi keselarasan ini.
v  PENTINGNYA KESELARASAN
Telah dijelaskan bahwa sistem teknologi informasi yang dibangun di organisasi tidak boleh berdiri sendiri tanpa tujuan yang jelas. Sistem teknologi informasi ini harus dapat mencapai tujuan dari perusahaan. Untuk supaya dapat mencapai sasarannya, yaitu mencapai tujuan perusahaan, maka perencanaan strategic sistem teknologi informasi (PSSTI) harus diselaraskan dengan perencanaan strategik bisnis (PSB). Rockart et al. (1996) menunjukkan bahwa peran manajer STI yang paling utama adalah menyelaraskan strategi bisnis dan strategi STI secara komunikasi dua arah. Peran kedua adalah menciptakan hubungan yang efektif dnegan manajemen lini. Peran lainnya dapat dilihat di tabel berikut ini.
Tabel 12.1 Peran manajer STI.
1.      Menyelaraskan strategi bisnis dan STI secara dua arah.
2.      Menciptakan hubungan yang efektif dengan manajemen lini.
3.      Merencanakan, merancang dan mengimplementasikan sistem-sistem baru.
4.      Membangun dan mengelola infrastruktur.
5.      Meningkatkan keahlian organisasi STI.
6.      Mengelola kerjasama dengan pemasok.
7.      Membangun kinerja yang tinggi.
8.      Mendesain ulang dan mengelola organisasi STI.
Hasil-hasil dari studi lainnya juga menunjukkan bahwa pentingnya melakukan integrasi antara PSB (perencanaan strategik bisnis) dengan PSSTI (perencanaan strategik sistem teknologi informasi). Hal ini juga terlihat bahwa dari beberapa isu yang dihadapi oleh eksekutif sistem teknologi informasi, penyelarasan ini termasuk dalam rangking isu yang paling penting menurut eksekutif (Brancheau dan Wetherbe, 1987).
Keselarasan juga berhubungan dengan kinerja dari sistem teknologi informasinya. Chan Huff (1993) menemukan bukti bahwa penyelarasan antara perencangan strategik sistem tekno-logi informasi (PSSTI) dengan perencanaan strategic bisnis (PSB) secara konsisten berhubungan dengan efektivitas sistem teknologi informasi.
v  Model Keselarasan
Model keselarasan antara sistem teknologi informasi dengan strategi bisnis yang popular adalah yang diusulkan oleh Henderson danVenkatraman (1999). Keselarasan strategi mereka berbasis pada dua asumsi dasar, yaitu sebagai berikut.
1.      Kinerja ekonomi sperusahaan secara langsung berhubungan dengan kemampuan manajemen untuk menciptakan suatu kecocokan strategik (strategic fit) antara posisi organisasi di arena pasar produk yang kompetitif dan rancangan struktur administratif  yang tetap untuk mendukung eksekusi strateginya.
2.      Kecocokan strategi (strategic fit) adalah proses yang dinamik. Pemilihan-pemilihan yang secara fundamental strategi yang dibuat oleh perusahaan akan menimbulkan tindakan-tindakan prakarsa yang berakibat pada respon-respon berikutnya.
Model ini memperhatikan dua domain, yaitu external domain dan internal domain sebagai berikut.
1.      Yang disebutdengan domain eksternal (external domain) adalah arena bisnis dimana perusahaan berkompetisi dan berhubungan dengan keputusan-keputusan penentuan strategi untuk membedakan perusahaan dengan pesaing-pesaingnya.
2.      Kebalikannya, yang disebut dengan domain internal (internal domain) adalah berhubungan dengan pilihan-pilihan tentang struktur administratif (misalnya struktur organisasi fungsional atau matrik), pemilhan rancangan atau rancangan ulangdari proses-proses bisnis (misalnya, pengiriman produk, pengembangan produk, pelayanan pelanggan, penjaminan kualitas),  dan juga termasuk kegiatan-kegiatan sumber daya manusia (misalnya mendapatkan, mengembangkan keahlian tenaga manusia) untuk mencapai kompetensi organisasi.
Model ini juga didasarkan pada dua blok bangunan (building blocks), yaitu kecocokan strategi (strategic fit) dan integrasi fungsional (fungsional integration) sebagai berikut ini.
1.      Kecocokan strategi (strategic fit) adalah pemilihan strategi yang paling cocok baik untuk eksternal maupun internal domain.
2.      Integrasi fungsional (fungsional integration) merupakan integrasi strategi-strategi dari dua fungsi yaitu bisnis dan sistem teknologi informasi.
Integrasi fungsional (fungsional integratif) dapat dipisahkan menjadi dua macam integrasi antara bisnis dan sistem teknologi informasi sebagai berikut ini.
1.      Integrasi strategi (strategic integration).
Integrasi strategi menggandeng kanan antara strategi bisnis dengan strategi sistem teknologi informasi dengan penekanan pada domain eksternal.
2.      Integrasi operasinal (operasional integration).
Integrasi operasional berhubungan dengan domain internal, yaitu berhubungan antara infrastruktur dan proses-proses organisaional dengan infrastruktur dan proses-proses sistem teknologi informasi.

 v  PROSES KESELARASAN

Dengan kombinasi domain internal, domain ekstemal, integrasi strategik dan integrasi operasional, model keselarasan strategik atau strategicalignment model (SAM) oleh Henderson dan Venkatraman (1999) menawarkan empat macam perspektif proses keselarasan lintas domain, yaitu eksekusi strategi (strategy execution), transformas teknologi (technologi transformation), potensial kompetitif (competitive potential) dan level pelayanan (service level). Dua perspektif pertama merupakan perspektif yang didominasi oleh strategi bisnis, yaitu strategi bisnis sebagai pemicu (driver) yang mempengaruhi sistem teknologi informasi. Dua perspektif terakhir adalah kebalikannya, strategi sistem teknologi informasi lebih dominan, yaitu strategi sistem teknologi informasi penumpu (enabler) yang mempengaruhi strategi bisnis.
1.      Perspektif pertama : eksekusi strategi (strategy execution)

 






Proses ini dimulai dari kenyataan bahwa strategi bisnis telah ditetapkan terlebih dahulu dan menjadi pemicu untuk menentukan infrastruktur dan proses-proses di organisasi supaya strategi dapat dicapai. Untuk mendukung proses-proses organisasi, maka infrastruktur dan proses-proses sistem teknologi informasi mengikutinya. Peran manajemen bisnis dan manajemen sistem teknologi informasi sangat menentukan keberhasilan strategi. Manajer puncak bisnis berperan sebagai pemorfulasi strategi (strategy formulator). Peran dari manajer sistem teknologi informasi adalah pengimplementasi strategi (strategy implementor). Pengukurankesuksesan fungsi sistem teknologi informasi didasarkan pada pengukuran suatu pusat biaya (cost center).


2.      Perspektif kedua : transformasi teknologi (technology transformation)

 










Proses ini dimulai dari kenyataan bahwa strategi bisnis lelah ditetapkan terlebih dahulu dan menjadi pemicu untuk menentukan strategi sistem teknologi informasi. Proses ini tidak tergantung dari infrastruktur dan proses di organisasi, tetapi lebih mengandalkan kepada kompentensi sistem teknologi iformasi yang dapat menghasilkan keunggulan kompetitif di pasar. Strategi sistem teknologi informasi kemudian menentukan bentuk infrastruktur dan proses-proses dari sistem teknologi informasi. Peran dari manajer puncak adalah menyediakan visi sistem teknologi informasi (IT visionary). Peran manajer sistem teknologi informasi adalah arsitek dari teknologi (technology architect), yaitu merencanakan dan membangun infrastruktur-infrastruktur sistem teknologi informasi sesuai dengan visi STI. Pengukuran kinerja adalah kepemimpinan teknologi (technology leadership) dengan pengukuran menggunakan tolok ukur (benchmark) keberhasilan sejenis di pasar.

3.      Perapektif ketiga : potensial kompetitif (competitive potencial)

 








Proses ini dimulai dari kenyataan bahwa sistem teknologi informasi adalah pemampu (enabler) untuk dapat memenangkan persaingan. Strategi sistem teknologi informasi akan mempengaruhi strategi bisnis. Strategi bisnis kemudian akan menentukan infrastruktur dan proses-proses bisnis untuk mencapai visi bisnis. Peran dari manajer puncak adalah menyediakan visi bisnis (business visionary), yaitu seorang yang mampu mengartikulasikan munculnya kemampuan-kemampuan sistem teknologi informasi yang dapat merubah struktur persaingan pasar dan melihat dampaknya pada bisnis. Peran manajer sistem teknologi informasi adalah katalis (catalyst), yaitu seorang yang membantu manajer bisnis puncak untuk  memahami kesempatan-kesempatan dan ancaman-ancaman potensial dari sistem teknologi informasi. Pengukuran kinerja adalah kepemimpinan bisnis (business leadership) dengan ukuran keberhasilan pangsa pasar dan pertumbuhan produk.

4.      Perspektif keempat : level pelayanan (service level)

 








Proses ini dimulai dari kenyataan bahwa sistem teknologi informasi adalah pemampu (enabler) untuk dapat memenangkan persaingan dan perusahaan berkeinginan untuk membangun organisasi pelayanan berbasis - sistem teknologi informasi terbaik di dunia. Strategi sistem teknologi informasi akan mempengaruhi infrastruktur dan proses-proses sistem teknologi informasi Infrastruktur dan proses-proses bisnis mengikuti infrastruktur dan proses-proses sistem teknologi informasi. Peran dari manajer puncak adalah sebagai prioritizer, yaitu seorang yang mampu mengalokasikan seberapa baik sumber-sumber daya langka ke infrastruktur bisnis dan infrastruktur sistem teknologi informasi. Peran manajer sistem teknologi informasi adalah kepemimpinan eksekutif (executiveleadership), yaitu seorang yang akan membuat proses pelayanan internal bisnis berhasil dengan petunjuk operasional dari manajemen puncak. Pengukuran kinerja adalah kepuasan pelanggan (customersatisfaction).

King (1978) merupakan yang pertama melakukan penelitian tentang keselarasan antara PSB (Perencanaan Strategik Bisnis) dengan PSSTI (Perencanaan Strategik Sistem Teknologi Informasi). King (1978) memberikan konsep keselarasan secara urut satu arah, yaitu dari PSB ke PSSTI. Martin etal. (2005) juga menunjukkan proses satu arah urut keselarasan dari PSB ke PSSTI seperti tampak pada gambar berikut ini.


 









Gambar di atas menunjukkan bahwa PSB mempengaruhi PSSTI yang terlihat dari arah panahnya. Terlihat bahwa visi bisnis mempengaruhi Visi informasi, rencana strategik bisnis mempengaruhi rencana strategik sistem teknologi informasi dan rencana operasional bisnis dan anggaran-anggarannyamempengaruhi rencana operasional sistem teknologi informasi dan anggaran-anggarannya.
King dan Zmud (1981) dan King (1984) kemudian mengusulkan integrasi dua-arah bolak-baljk (two-wayreciprocal) antara SPB dengan PSSTI. Integrasi dua arah ini menunjukkan tidak hanya SPB mempengaruhi PSSTI tetapi juga sebaliknya yaitu PSSTI mempengaruhi SPB. Ini berarti bahwa strategi bisnis mempengaruhi bentuk dari sistem teknologi informasi dan juga sebaliknya sistem teknologi informasi akan mempengaruhi strategi dari bisnisnya.
Telaah literatur lebih lanjut menunjukkan adanya empat macam keselarasan atau integrasi yaitu sebagai berikut ini.
·         Integrasi administratif (administrative integration)
Integrasi ini menunjukkan hubungan yang sangat lemah antara PSB dengan PSSTI yang berarti tidak ditemukan usaha yang signifikan dari penggunaan sistem teknologi informasi untuk mendukung rencana-rencana bisnis.
·         Integrasi urut satu-arah (one-way sequential integration)
Integrasi ini menunjukkan hubungan integrasi satu arah dari PSB ke PSSTI yang berarti PSSTI dilakukan untuk mendukung rencana-rencana bisnis.
·         Integrasi bolak-balik dua-arah (two-way reciprocal integration)
Integrasi ini menunjukkan hubungan integrasi dua arah dari PSB ke PSSTI dan sebaliknya dari PSSTI ke PSB yang berarti PSSTI dilakukan untuk mendukung dan sekaligus mempengaruhi rencana-rencana bisnis.

·         Integrasi penuh (fullintegration)
Integrasi ini menunjukkan tidak ada perbedaan antara PSB dan PSSTI dan keduanya dilakukan bersamaan di dalam satu perencanaan yang terintegrasi.

v  JALUR EVOLUSI KESELARASAN
Penelitian Teo dan King (1997) juga menyelidiki apakah tipe integrasi bersifat tetap atau berevolusi dari satu tipe integrasi ke integrasi yang lain. Sebanyak 37 perusahaan dari 157 sampel perusahaan tidak pernah berpindah tipe integrasi. Dari 37 perusahaan yang tetap berada di tipe integrasi yang sama, diantaranya 17 perusahaan (10,8% dari seluruh sampel) pada tipe integrasi administrative, 10 perusahaan (6,4%) pada tipe integrasi urut satu-arah, 6 perusahaan (3,8%) pada tipe integrasi bolak-balik dua-arah, dan 4 perusahaan (2,5%) pada tipe integrasi penuh.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 91 perusahaan mengalami evolusi perpindahan tipe integrasi urut dengan tahapan tidak melompati tipe integrasi lainnya. Hasil dari penelitian ini juga ada sebanyak 31 perusahaan yang mengalami evolusi tipe integrasi yang tidak urut. Dari 31 perusahaan ini, sebanyak 1 perusahaan (0,6%) mengalami evolusi dari tipe integrasi adminsitratif, ke tipe integrasi urut satu-arah dan ke tipe integrasi penuh (meloncati tipe integrasi bolak-balik dua-arah). Hampir semua perusahaan mengalami evolusi tipe integrasinya dan beberapa tidak mengalami evolusi. Hanya tiga perusahaan (1,9%) ditemukan mengalami evolusi terbalik, yaitu dari tipe integrasi bolak-balik dua-arah mundur kembali ke tipe integrasi urut satu-arah.

KESIMPULAN
Setiap perusahaan memiliki perbedaan dalam memposisikan kegiatan bisnis yang dijalankan dengan melakukan evolusi, oleh karena itu diperlukan dukungan dari IT yang berbeda juga dari perusahaan lainnya. Strategi pengembangan IT harus selaras dengan strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Perubahan dalam lingkungan bisnis menyebabkan diperlukannya penilaian keselaran IT dan strategi bisnis secara berkala. Dalam menyelaraskan IT dan strategi bisnis perlu diperhatikan arah yang ingin dicapai dengan jelas, komitmen, komunikasi, dan integrasi fungsi yang ada dalam organisasi. Perencanaan strategik dalam sistem teknologi informasi di butuhkan karena perusahaan yang menggunakan sistem teknologi informasi memerlukan strategik tersebut untuk mengimplementasikan strategik bisnis agar bisa memenangkan persaingan. Dalam mencapai keunggulan dalam persaingan di dunia bisnis, perusahaan membutuhkan keselarasan antara STI dengan rencana strateginya. Jadi dengan melakukan evolusi dalam perusahaan tadi, ini membuat perusahaan akan mengalami kemajuan di masa yang akan dengan dalam persaingan bisnis yang dijalaninya.

REKOMENDASI MANAJERIAL
1.      Dengan melakukan penyelarasan diharapkan perusahaan bisa memajukan perusahaan dengan menjalankan bisnis yang lebih baik.
2.      Melakukan keselarasan dalam bidang bisnis itu penting, karena teknologi informasi ini bisa digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin didapat oleh perusahaan.
3.      Perusahaan harus melakukan keselarasan dan juga kinerja dari sistem teknologi ini, karena keselarasan dengan sistem teknologi informasi sangat berhubungan keduanya.
4.      Model keselarasan yang dikembangkan oleh Henderson dan Venkatraman (1999) bisa digunakan oleh setiap perusahaan, karena model ini sudah menerapkan domain eksternal dan domain internal yaitu di dalam perusahaan dan diluar perusahaan. Jadi dengan melakukan mix atau campuran keduanya ini akan memudahkan perusahaan menjalankan keselarasan di bisnisnya.
5.      Seharusnya perusahaan menggunakan proses keselarasan teknologi informasi agar perusahaan bisa menghadapi persaingan dan memenangkan persaingan tersebut.


0 komentar:

Posting Komentar