Kamis, 11 Oktober 2018

0


BAB 7 PENGEMBANGAN SISTEM
Nama :
Deni Islamiati            (51415021)
Fitriana Dwi Lestari (51415031)
Putri Dewi I               (51415047)
M. Affan                    (51415042)

PENDAHULUAN
Manajer maupun para pengembangan sistem dapat menerapkan pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untu melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponnenya mendefinisikan sistem adalah kupulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tetentu. Sistem Informasi dari setiap zaman akan selalu mengalami perubahan dan pengembangan sistem informasi. Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern dan semakin luas cakupan informasinya. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tingkat kebutuhan masyarakat. Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Sistem informasi ada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis merka sehari-hari. Pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi informasi. Perancangan sistem informasi merupana pengembangan sistem baru dari sistem kama yang ada, dimana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru
B.     PEMBAHASAN
a.       Pendekatan sistem adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang kompleks dan bersifat interdisplin sebagai bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem mencoba menggali elemen-elemen terpenting yang memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial. Urut-uruan langkah:
·         Upaya Persiapan, menyiapkan pemecahan masalah dengan memberikan suatu orientasi sistem. Memandang perusahaan sebagai suatu sistem mampu melihat perusahaan anda sebagai suatu sistem,
·         Upaya Definisi terdiri atas identifikasi masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya, melanjutkan dari tigkatb sistem ke tingkat subsistem. Menganalisis bagian sistem dalam suatu urut-urutan.
·         Upaya Solusi, melibatkan indentifikasi solusi-solusi alternatif mengevaluasinya, memilih salah satu solusi masalah dapat terpecahkan.
b.      Siklus hidup pengembangan sistem. Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem dapat definisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.
PROTOTYPING
Sebagai tanggapan atas keterbatasan-keterbatasan ini, para pengembang sistem memutuskan untuk menerapkan suatu teknik yang telah terbukti efektif dalam pekerjaan-pekerjaan lain misalnya desain mobil-yaitu penggunaan prototipe (prototyping). Dalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping.
Ø  Jenis-jenis Prototipe
1.      Prototipe evolusioner (evolutionary prototype) terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi,satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem aktual.
2.      Prototipe persyaratan (requirements prototype) dikembangkan sabagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dnegan jelas apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru.
Ø  Daya Tarik Prototyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan di bawah ini:
·         Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna
·         Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna
·         Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem
·         Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem
·         Implementasi menjadi jauh lebih mudah, karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.
Keuntungan-keuntungan di atas memungkinkan prototyping memangkas biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasaan pengguna atas sistem yang diserahkan.
Ø  Potensi Kesulitan dari Prototyping
Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain :
·         Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluatif alternatif dan dokumentasi. Jalan pintas ini akan menciptakan usaha-usaha yang “cepat dan kotor”
·         Pengguna dapat terlalu gembira dan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
·         Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien
·         Antarmuka komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.
PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT
Satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping yaitu memberikan respons yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD. Istilah RAD dari rapid application development atau pengembangan aplikasi cepat diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin pada suatu pengembangan siklus hidup yang dimaksudkan untuk memproduksi sistem dengan cepat tanpa mengorbankan mutunya.
Ø  Unsur-unsur Penting RAD
RAD membutuhkan empat unsure penting manajemen, orang, metodologi dan alat :
·         Manajemen. Manajemen ,khususnya maanjemen puncak hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal/hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru.
·         Orang. Daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus.
·         Metodologi. Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
·         Alat-alat. Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dari alat-alat rekayasa peranti lunak dnegan bantuan komputer (computer-aided software engineering-CASE) yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode. Alat-alat CASE menggunakan komputer untuk membuat dokumentasi yang dapat diubah menjadi peranti lunak dan basis data operasional.
PENGEMBANGAN BERFASE
Pengembangan berfase (phaced development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahadap – investigasi awal, analisis, desain, kontruksi awal, kontruksi akhir, serta pengujian dan pemasangan sistem.
Tahap-tahap Pengembangan Berfase Enam tahap pengembangan berfase adalah sebagai berikut:
1. Investigasi awal. Para pengembang, termasuk pengguna dan juga spesialis informasi, melakukan analisi usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah sistemnya; mendefinisikan tujuan, hambatan, risiko, dan ruang lingkup sistem baru; mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan subdivisi sistem menjadi komponen-komponen besar dan mendapatkan umpan balik pengguna.
2. Analisis. Pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing – masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan temuan – temuannya dalam bentuk model – model proses, data obyek.
3. Desain. Pengembang merancang komponen dan antarmuka dengan sistem – sistem lain untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan berbagai jenis teknik permodelan.
4. Kontruksi awal. Pengembang membaca dan menguji piranti lunak dan data untuk setiap modul sistem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna. Untuk setiap modul yang tidak menerima persetujuan dari pengguna, tahap – tahap analisis, desain, dan kontruksi awal akan diulang kembali.
5. Kontruksi akhir. Piranti lunak modul diintergrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap, yang diuji bersama – sama dengan datanya. Selain itu, setiap piranti keras yang dibutuhkan dibeli dan diuji, fasilitas – fasilitas dibuat, dan para pengguna dilatih. Pelatihan meliputi prosedur – prosedur yang harus diikuti oleh para pengguna dalam menggunakan sistem dan sering kali prosedur yang harus diikuti dalam pemasangan sistem pada sistem – sistem kerja mereka.
6. Pengujian dan pengembangan sistem. Pengembang merancang dan melakukan uji sistem yang tidak hanya mencakup piranti lunak dan data, melainkan juga sumber daya informasi lainnya – piranti keras, fasilitas, personel, dan prosedur. Komponen – komponen sistem dipasang, dan dilakukan uji penerimaan pengguna. Penerimaan oleh pengguna akan menjadi tanda persetujuan untuk melanjutkan ke tahap serah terima. Setelah sistem digunakan selama beberapa waktu, mungkin selama beberapa minggu atau beberapa bulan, suatu tinjauan pascaimplementasi dilakukan untuk memastikan bahwa sistem telah memenuhi persyaratan fungsionalnya.
Ø  Fase-fase Modul
Jumlah modul akan bervariasi untuk masing – masing sistem, mulai dari satu hingga sekitar selusin. Anda dapat melihat dalam figur tersebut bahwa analisis, desain, kontruksi awal dan tinjauan pengguna dilaksanakan secara terpisah untuk masing – masing modul. Lebih jauh lagi, ketiga fase ini dapat diulang kembali jika diminta oleh tinjauan pengguna – yang mencerminkan pengaruh dari prototyping. Jika prototyping paling sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka pengembangan berfase dapat digunakan untuk pengembangan segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana sistem dibagi menjadi modul – modul yang masing – masing akan dianalisis, dirancang dan dibuat secara terpisah.
DESAIN ULANG PROSES BISNIS
Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang (reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business process redesign – BPR). BPR memengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal. Pertama, TI dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang sistem – sistem informasi yang hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. Sistem – sistem seperti ini disebut sistem warisan (legacy system), karena mereka terlalu berharga untuk dihapuskan namun menghisap sumber – sumber daya yang dimiliki oleh IS. Kedua, ketika sebuah perusahaan menerapkan BPR pada operasi – operasi utamanya, usaha ini akan selalu memberikan efek gelombang yang menyebabkan perancangan ulang sistem informasi.
Ø  Inisiasi Strategis Proyek-proyek BPR
BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek – proyek seperti ini biasanya dicentuskan di tingkat manajemen strategis. Proses – proses fisik itu meliputi logistik sumber daya fisik yang masuk, operasi – operasi yang menghasilkan produk atau jasa perusahaan, dan logistik keluar. BPR juga dapat ditunjukkan pada aktifitas – aktifitas yang mendukung proses fisik–sumber daya manusia, pembelian, pemasaran, dan semacamnya. IS menciptakan dua teknik dalam menerapkan BPR – rekayasa terbalik dan rekayasa ulang. Komponen–komponen ini dapat diterapkan secara terpisah atau secara gabungan.
Ø  Rekayasa Terbalik
Rekayasa terbalik (reverse engineering) berasal dari intelijen bisnis. Sebagaimana dalam penggunaannya di dalam komputasi, rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur – unsur dan saling keterhubungan di antara unsur – unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi daripada yang telah ada saat ini. Kebutuhan ini timbul ketika perusahaan ingin mengembangkan kembali sistem yang sudah ada di mana sistem tersebut hanya sedikit atau tidak memiliki dokumentasi. Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang diubah menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah kedalam uraian – uraian yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus – kasus penggunaan, dan diagram relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan piranti lunak BPR.
Ø  Rekayasa Ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya. Akan tetapi, ini bukanlah pendekatan yang “bersih”, karena pengetahuan dari sistem yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan. Pengetahuan tersebut diperoleh pertama kali dengan melakukan rekayasa terbaik. Lalu sistem yang baru kemudian dikembangkan dengan cara normal. Nama rekayasa ke depan (forward engineering) diberikan untuk proses mengikuti SDLC dengan cara yang normal sambil sekaligus menjalankan BPR.
Ø  Pemilihan Komponen-komponen BPR
Komponen – komponen BPR dapat diterapkan secara terpisah atau digabung, tergantung pada tingkat kemungkinan yang dicari. Kombinasi yang tepat akan tergantung pada kondisi sistem yang ada saat ini jika dilihat dari segi fungsionalitas dan sifat tekniknya. Mutu fungsionalitas adalah ukuran dari apa yang dikerjakan oleh sistem. Mutu teknis adalah ukuran dari seberapa baik sistem tersebut melaksanakannya.
Alat-Alat Pengembangan Sistem
Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan sistem adalah metodologi. Cara-cara yang direkomendasikan alam memecahkan masalah-masalah sistem. Metodologi sama seperti sebuah cetak biru yang digambaroleh arsitek untuk membantu para krontaktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli listrik dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah.
1.      Pendekatan yang dipicu oleh data dan dipicu oleh proses
Selama bertahun-tahun awal pengembangan sistem komputer , praktis hamper seluruh perhatian diberikan kepada proses-prosesyang akan dikerjakanoleh komputer, sebagai kebalikan dari data yang akan dipergunakan. Munculnya sistem manajemen basis data tahun1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain data.
Pemodelan Proses
            Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program. International Organization for Standardization (ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk simbol flowchart memastikan penggunaannya diseluruh dunia. Akan tetapi popularitasnya berusia pendek, seiring dengan diciptakannya alat-alat pemodelan yang lebiih sederhana dan lebih efektif.
1.      Diagram Arus Data
Diagram arusa data adalahpenyajian grafis dari sebuah sistem yang mempergunakan empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling terhubung. Symbol-simbol tersebut mencerminkan (1) unsur-unsur lingkungan dengan mana sistem berinteraksi, (2) proses, (3) arus data (4) penyimpanan data.
a.       Unsur-Unsur Lingkungan
Unsur-unsur lingkungan berada diluar batas sistem. Unsur-unsur ini memberikan input data kepada sistem dan menerima output data dari sistem. Istilah terminator sering digunakan untuk menyatakan unsur lingkungan karena menunjukkan titik dimana lingkungan berakhir.
b.      Proses
Proses adalah sesuatu yang mengubah nput menjadi output yang dapat digambarkan dengan sebuah lingkaran, persegi panjang horizontal atau persegi panjang tegak bersudut melingkar yang masingmasing symbol proses diidentifikasi dengan sebuah label.
c.       Arus Data
Arus data terdiri dari sekumpulan unsur-unsur data yang berhubungan secara logis (mulai dari satu unsur data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik yang lain. Simbol panah juga digunakan untuk menggambar arus ini dan dapat digambar dengan menggunakan garis lurus ,aupun melingkar.
d.      Penyimpan Data
Adalah suatu gudang data. Bayangkanlah penyimpanan data sebagai “data yang beristirahat.” Penyimpanan data dapat ditunjukkan oleh sekumpulan garis-garis sejajar, sebuah kotak dengan ujung terbuka atau oval.
            Diagram Arus Data Bertingkat (Leveled Data Flow Diagram)
Proses utama sistem ini disebut diagram nomor 0 (figure 0 diagram) yang akan menjelaskan bagaimana nama tersebut diperoleh nantinya. Tambahan DFD dapat digunakan untuk menghasilkan dokumentasi dengan tingkat yang lebih ringkas dan terinci.
            Diagram Konteks (Context     Diagram)
Digram konteks menempatkan dalam suatu konteks lingkungan yang terdiri atas satu simbol proses tunggal yang melambangkan seluruh sistem. Meskipun diagram konteks mendokumentasikan sebuah sistem pada tingkat yang tertinggi biasanya akan lebih mudah untuk memulai dokumentasi pada tingkat yang lebih rendah, misalnya tingkat nomor 0.
            Diagram Nomor N (Figure N Diagram)
Diagram nomor n mendokumentasikan satu proses dari sebuah DFD dengan tingkat detail yang lebih besar, N melambangkan nomor proses pada tingkat yang lebih tinggi dari yang sesuatu sedang di dokumentasikan.
            Berapa banyak detai yang harus ditampilkan
Terdapat dua aturan umum yang memandu para pengembang dalam memutuskan beberapa banyak tingkat DFD yang akan digunakan. Pertama ialah membatasi satu DFD menjadi tidak lebih dari enam hingga delapan proses. Kedua ialah menggunakan alat lain untuk mendokumentasikan tingkat detail yang paling rendah tetapi dengan menggunakan tidak lebih dari satu halaman.
2.      Kasus Penggunaan
Kasus penggunaan adalah uraian naratif dalam bentuk kerangka dan dialog yang terjadi antara sistem primer dengan sekunder. Terdapat dua format kasus penggunaan salah satunya terbentuk naratif kontinu dengan nomor yang berurutan untuk masing-masing tindakan, sedangkan format yang lain disebut format ping pong karena terdiri dari dua naratif dan penomoran yang menunjukkan bagaimana tugas-tugas terjadi bergantian antar sistem primer dan sekunder.
3.      Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus penggunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap intevigasi awal dan analisis dari metodologi pengembangan berfase. DFD mengilustrasikan suatu tinjauan atas pemrosesan dan kasus penggunaan memberikan detailnya. Biasanya dibutuhkan beberapa kasus penggunaan untuk menggunakan suatu diagram angka 0.
Manajemen Proyek
            Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama di kelola oleh manajer unit TI, dengan dibantu oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi. Melalui percobaan, tanggung jawab manajemen secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang lebih tinggi yaitu tingkat strategis dalam kebanyakan kasus.
1.      Streering Committee SIM
Ketika perusahaan membentuk satu steering committee dengan tujuan untuk mengarahkan penggunaan sumber daya komputasi perusahaan, maka nama steering committee SIM akan dipergunakan. Steering committee SIM menjalankan tiga fungsi utama yaitu :
·         Menciptakan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai sasaran strategis perusahaan.
·         Melakukan pengendalian fiscal dengan bertindak sebagai yang berwewenang dalam memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan komputer.
·         Menyelesaikan perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer.
2.      Kepemimpinan Proyek
Aktifitas tim akan diarahkan oleh seorang ketua tim atau pemimpin proyek yang memberikan arahan disepanjang masa proyek. Berbeda dari streering committee SIM, tim proyek tidaklah bersifat terus menerus, biasanya akan dibubarkan ketika implimentasi telah selesai dilaksanakan.
3.      Makanisme Manajemen Puncak
Dasar dari manajemen proyek ialah rencana proyek yang dibuat selama tahap intevigasi awal ketika metodologi pengembangan berfase diikuti.setelah tujuan proyek, kendala dan ruang lingkupnya dapat difenisikan, maka kita dapat mengidentifikasikan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan.rencana ini pertama-tama dirancang dalam bentuk umum dan kemudian dibuat menjadi bentuk spesifik. Satu format yang popular untuk rencana terinci ialah grafik grant yang mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan, siapa yang melaksanakannya dan kapan dilaksanakan. Grafik grant ialah sebuah grafik batang horizontal yang mencantumkan satu grafik batang untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan,
4.      Dukungan Web Bagi Manajemen Proyek
Selain sistem manajemen proyek berbasis peranti lunak seperti Microsoft Project dukungan juga dapat diperoleh dari internet. Sebagai contoh Logic Software sebuah perusahaan yang berbasis di Toronto menawarkan sebuah sistem manajemen proyek secara online sebagai bantuan bagi perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan manajemen proyek para karyawannya.
MENGESTIMASI BIAYA PROYEK
            Mengestimasikan waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah system telah lama menjadi salah satu tugas yang menantang. Terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi biaya dan jadwal proyek :
1.      Informasi mengenai system tertentu yang sedang dibuatdan orang yang akan melakukan pengembangan.
2.      Pengalaman historis.
3.      Pengetahuan mengenai proses pengembangan piranti lunak dan alat-alat serta teknik estimasi.
Input Pengestimasian Biaya
Sebuahwork breakdon structure ( WBS ) mengidentifikasikan aktitas-aktivitas proyek yang akan membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik Grantt dan diagram jaringan. Kebutuhan sumber daya( resource requirement ) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif Sumber Daya( resource rates ) adalah biaya per unit untuk setiap jenis sumber daya. Estimasi Durasi Aktivitas( activity duration estimate ) menyebutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas. Informasi histori (historical information) terdiri atas file-file dari data proyek masa lalu, basis data pengestimasian biaya komersial dan pengetahuan proyek.
Alat-alat dan Teknik Estimasi Biaya
Estimasi analogis (analogous estimating) menggunakan biaya actual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan di masa lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang dipertimbangkan. Tekni kini digunakan ketika hanya terdapat hanya sedikit informasi lain yang tersedia. Teknik ini lebih murah dari pada teknik-teknik yang lain, tetapi pada umumnya kurang akurat.
Estimasi dari bawah keatas (bottom-up estimating) dimulai dengan detail, seperti aktivitas di dalam grafik Grantt, lalu mengalikannya dengan data biaya, sperti tarif per jam untuk karyawan, untuk menghasilkan estimasi biaya proyek. Semakin banyak detail awal, maka akan semakin akurat hasil yang di prekirakan.
Alat-alatter komputerisasi (computerized tools) dapat digunakan secara terpisah atau untuk menyederhakan alat-alat yang baru saja diuraikan.
Model-model matematis (mathematical models) dapat digunakan untuk menguantifikasi karakteristik proyek dan membuat simulasi dari berbagai macam scenario. Hasil output teknik ini akan paling akurat ketika data historinya akurat, karakteristiknya dapat dikuantifikasi dengan mudah, dan model tersebut dapat diatur skalanya sehingga dapat menangani ukuran proyek dalam rentang yang lambat.
Kesimpulan
            Pendekatan system adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang kompleks dan bersifat interdisiplin sebagai bagian dari suatu system. Pendekatan system mencoba menggali elemen yang terpenting memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan system dapat dihubungkan  dengan analisis biotis, dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial. Pendekatan system terdiri dari tiga fase upaya yakni persiapan definisi dan solusi.
            Siklus hidup pengembangan system dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh profesional dan pemakai system informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan system informasi. Sejumlah metodologi SDLC telah mengalami evolusi dengan siklus tradisional, prototyping, RAD, dan pengembangan berfase.
            Ketika system dikembangkan, proses, data dan objek akan dibuat modelnya. Alat pemodelan yang populer ialah pembuatan diagram arus data yang menggunakan sysmbol dan unsur lingkungan yang dihubungkan oleh panah untuk menunjukkan arus data. Sebelum manajemen memberikan kata setuju unutuk memulai suatu proyek system, manajer biasanya meminta agar biaya proyek diestimasi.
Rekomendasi Manajerial
1.      Didalam memulai sebuah sistem manajer meminta karyawannya untuk melakukan sebuah estimasi dengan tujuan agar  hasil yang diperoleh dari sebuah proyek tidak jauh dengan apa yang diestimasikan
2.      Didalam melakukan pengembangan sistem informasi didalam perusahaan manajer harus terlibat dalam pengelolaan tersebut agar proyek pengembangan sistem bisa berjalan dengan lancar tidak ada kecurangan yang dilakukan oleh karyawannya
3.      Sistem didalam perusahaan  haruslah dikembangkan dengan tujuan kebutuhan didalam perusahaan dengan menggunakan sistem informasi bisa terpenuhi semua
4.      Dengan pendekatan  sistem yang diterapkan pada pengembangan sistem yang dilakukan oleh manajer, metodologi SDLC telah mengalami evolusi, dengan siklus tradisional, prototyping, RAD dan pengembangan berfase yang menarik lebih banyak pendekatan

0 komentar:

Posting Komentar