Kamis, 11 Oktober 2018

0


BAB 7 PENGEMBANGAN SISTEM
Nama :
Deni Islamiati            (51415021)
Fitriana Dwi Lestari (51415031)
Putri Dewi I               (51415047)
M. Affan                    (51415042)

PENDAHULUAN
Manajer maupun para pengembangan sistem dapat menerapkan pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untu melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponnenya mendefinisikan sistem adalah kupulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tetentu. Sistem Informasi dari setiap zaman akan selalu mengalami perubahan dan pengembangan sistem informasi. Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern dan semakin luas cakupan informasinya. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tingkat kebutuhan masyarakat. Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Sistem informasi ada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis merka sehari-hari. Pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi informasi. Perancangan sistem informasi merupana pengembangan sistem baru dari sistem kama yang ada, dimana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru
B.     PEMBAHASAN
a.       Pendekatan sistem adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang kompleks dan bersifat interdisplin sebagai bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem mencoba menggali elemen-elemen terpenting yang memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial. Urut-uruan langkah:
·         Upaya Persiapan, menyiapkan pemecahan masalah dengan memberikan suatu orientasi sistem. Memandang perusahaan sebagai suatu sistem mampu melihat perusahaan anda sebagai suatu sistem,
·         Upaya Definisi terdiri atas identifikasi masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya, melanjutkan dari tigkatb sistem ke tingkat subsistem. Menganalisis bagian sistem dalam suatu urut-urutan.
·         Upaya Solusi, melibatkan indentifikasi solusi-solusi alternatif mengevaluasinya, memilih salah satu solusi masalah dapat terpecahkan.
b.      Siklus hidup pengembangan sistem. Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem dapat definisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.
PROTOTYPING
Sebagai tanggapan atas keterbatasan-keterbatasan ini, para pengembang sistem memutuskan untuk menerapkan suatu teknik yang telah terbukti efektif dalam pekerjaan-pekerjaan lain misalnya desain mobil-yaitu penggunaan prototipe (prototyping). Dalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping.
Ø  Jenis-jenis Prototipe
1.      Prototipe evolusioner (evolutionary prototype) terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi,satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem aktual.
2.      Prototipe persyaratan (requirements prototype) dikembangkan sabagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dnegan jelas apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru.
Ø  Daya Tarik Prototyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan di bawah ini:
·         Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna
·         Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna
·         Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem
·         Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem
·         Implementasi menjadi jauh lebih mudah, karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.
Keuntungan-keuntungan di atas memungkinkan prototyping memangkas biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasaan pengguna atas sistem yang diserahkan.
Ø  Potensi Kesulitan dari Prototyping
Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain :
·         Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluatif alternatif dan dokumentasi. Jalan pintas ini akan menciptakan usaha-usaha yang “cepat dan kotor”
·         Pengguna dapat terlalu gembira dan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
·         Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien
·         Antarmuka komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.
PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT
Satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping yaitu memberikan respons yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD. Istilah RAD dari rapid application development atau pengembangan aplikasi cepat diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin pada suatu pengembangan siklus hidup yang dimaksudkan untuk memproduksi sistem dengan cepat tanpa mengorbankan mutunya.
Ø  Unsur-unsur Penting RAD
RAD membutuhkan empat unsure penting manajemen, orang, metodologi dan alat :
·         Manajemen. Manajemen ,khususnya maanjemen puncak hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal/hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru.
·         Orang. Daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus.
·         Metodologi. Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
·         Alat-alat. Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dari alat-alat rekayasa peranti lunak dnegan bantuan komputer (computer-aided software engineering-CASE) yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode. Alat-alat CASE menggunakan komputer untuk membuat dokumentasi yang dapat diubah menjadi peranti lunak dan basis data operasional.
PENGEMBANGAN BERFASE
Pengembangan berfase (phaced development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahadap – investigasi awal, analisis, desain, kontruksi awal, kontruksi akhir, serta pengujian dan pemasangan sistem.
Tahap-tahap Pengembangan Berfase Enam tahap pengembangan berfase adalah sebagai berikut:
1. Investigasi awal. Para pengembang, termasuk pengguna dan juga spesialis informasi, melakukan analisi usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah sistemnya; mendefinisikan tujuan, hambatan, risiko, dan ruang lingkup sistem baru; mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan subdivisi sistem menjadi komponen-komponen besar dan mendapatkan umpan balik pengguna.
2. Analisis. Pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing – masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan temuan – temuannya dalam bentuk model – model proses, data obyek.
3. Desain. Pengembang merancang komponen dan antarmuka dengan sistem – sistem lain untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan berbagai jenis teknik permodelan.
4. Kontruksi awal. Pengembang membaca dan menguji piranti lunak dan data untuk setiap modul sistem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna. Untuk setiap modul yang tidak menerima persetujuan dari pengguna, tahap – tahap analisis, desain, dan kontruksi awal akan diulang kembali.
5. Kontruksi akhir. Piranti lunak modul diintergrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap, yang diuji bersama – sama dengan datanya. Selain itu, setiap piranti keras yang dibutuhkan dibeli dan diuji, fasilitas – fasilitas dibuat, dan para pengguna dilatih. Pelatihan meliputi prosedur – prosedur yang harus diikuti oleh para pengguna dalam menggunakan sistem dan sering kali prosedur yang harus diikuti dalam pemasangan sistem pada sistem – sistem kerja mereka.
6. Pengujian dan pengembangan sistem. Pengembang merancang dan melakukan uji sistem yang tidak hanya mencakup piranti lunak dan data, melainkan juga sumber daya informasi lainnya – piranti keras, fasilitas, personel, dan prosedur. Komponen – komponen sistem dipasang, dan dilakukan uji penerimaan pengguna. Penerimaan oleh pengguna akan menjadi tanda persetujuan untuk melanjutkan ke tahap serah terima. Setelah sistem digunakan selama beberapa waktu, mungkin selama beberapa minggu atau beberapa bulan, suatu tinjauan pascaimplementasi dilakukan untuk memastikan bahwa sistem telah memenuhi persyaratan fungsionalnya.
Ø  Fase-fase Modul
Jumlah modul akan bervariasi untuk masing – masing sistem, mulai dari satu hingga sekitar selusin. Anda dapat melihat dalam figur tersebut bahwa analisis, desain, kontruksi awal dan tinjauan pengguna dilaksanakan secara terpisah untuk masing – masing modul. Lebih jauh lagi, ketiga fase ini dapat diulang kembali jika diminta oleh tinjauan pengguna – yang mencerminkan pengaruh dari prototyping. Jika prototyping paling sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka pengembangan berfase dapat digunakan untuk pengembangan segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana sistem dibagi menjadi modul – modul yang masing – masing akan dianalisis, dirancang dan dibuat secara terpisah.
DESAIN ULANG PROSES BISNIS
Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang (reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business process redesign – BPR). BPR memengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal. Pertama, TI dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang sistem – sistem informasi yang hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. Sistem – sistem seperti ini disebut sistem warisan (legacy system), karena mereka terlalu berharga untuk dihapuskan namun menghisap sumber – sumber daya yang dimiliki oleh IS. Kedua, ketika sebuah perusahaan menerapkan BPR pada operasi – operasi utamanya, usaha ini akan selalu memberikan efek gelombang yang menyebabkan perancangan ulang sistem informasi.
Ø  Inisiasi Strategis Proyek-proyek BPR
BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek – proyek seperti ini biasanya dicentuskan di tingkat manajemen strategis. Proses – proses fisik itu meliputi logistik sumber daya fisik yang masuk, operasi – operasi yang menghasilkan produk atau jasa perusahaan, dan logistik keluar. BPR juga dapat ditunjukkan pada aktifitas – aktifitas yang mendukung proses fisik–sumber daya manusia, pembelian, pemasaran, dan semacamnya. IS menciptakan dua teknik dalam menerapkan BPR – rekayasa terbalik dan rekayasa ulang. Komponen–komponen ini dapat diterapkan secara terpisah atau secara gabungan.
Ø  Rekayasa Terbalik
Rekayasa terbalik (reverse engineering) berasal dari intelijen bisnis. Sebagaimana dalam penggunaannya di dalam komputasi, rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur – unsur dan saling keterhubungan di antara unsur – unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi daripada yang telah ada saat ini. Kebutuhan ini timbul ketika perusahaan ingin mengembangkan kembali sistem yang sudah ada di mana sistem tersebut hanya sedikit atau tidak memiliki dokumentasi. Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang diubah menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah kedalam uraian – uraian yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus – kasus penggunaan, dan diagram relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan piranti lunak BPR.
Ø  Rekayasa Ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya. Akan tetapi, ini bukanlah pendekatan yang “bersih”, karena pengetahuan dari sistem yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan. Pengetahuan tersebut diperoleh pertama kali dengan melakukan rekayasa terbaik. Lalu sistem yang baru kemudian dikembangkan dengan cara normal. Nama rekayasa ke depan (forward engineering) diberikan untuk proses mengikuti SDLC dengan cara yang normal sambil sekaligus menjalankan BPR.
Ø  Pemilihan Komponen-komponen BPR
Komponen – komponen BPR dapat diterapkan secara terpisah atau digabung, tergantung pada tingkat kemungkinan yang dicari. Kombinasi yang tepat akan tergantung pada kondisi sistem yang ada saat ini jika dilihat dari segi fungsionalitas dan sifat tekniknya. Mutu fungsionalitas adalah ukuran dari apa yang dikerjakan oleh sistem. Mutu teknis adalah ukuran dari seberapa baik sistem tersebut melaksanakannya.
Alat-Alat Pengembangan Sistem
Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan sistem adalah metodologi. Cara-cara yang direkomendasikan alam memecahkan masalah-masalah sistem. Metodologi sama seperti sebuah cetak biru yang digambaroleh arsitek untuk membantu para krontaktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli listrik dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah.
1.      Pendekatan yang dipicu oleh data dan dipicu oleh proses
Selama bertahun-tahun awal pengembangan sistem komputer , praktis hamper seluruh perhatian diberikan kepada proses-prosesyang akan dikerjakanoleh komputer, sebagai kebalikan dari data yang akan dipergunakan. Munculnya sistem manajemen basis data tahun1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain data.
Pemodelan Proses
            Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program. International Organization for Standardization (ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk simbol flowchart memastikan penggunaannya diseluruh dunia. Akan tetapi popularitasnya berusia pendek, seiring dengan diciptakannya alat-alat pemodelan yang lebiih sederhana dan lebih efektif.
1.      Diagram Arus Data
Diagram arusa data adalahpenyajian grafis dari sebuah sistem yang mempergunakan empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling terhubung. Symbol-simbol tersebut mencerminkan (1) unsur-unsur lingkungan dengan mana sistem berinteraksi, (2) proses, (3) arus data (4) penyimpanan data.
a.       Unsur-Unsur Lingkungan
Unsur-unsur lingkungan berada diluar batas sistem. Unsur-unsur ini memberikan input data kepada sistem dan menerima output data dari sistem. Istilah terminator sering digunakan untuk menyatakan unsur lingkungan karena menunjukkan titik dimana lingkungan berakhir.
b.      Proses
Proses adalah sesuatu yang mengubah nput menjadi output yang dapat digambarkan dengan sebuah lingkaran, persegi panjang horizontal atau persegi panjang tegak bersudut melingkar yang masingmasing symbol proses diidentifikasi dengan sebuah label.
c.       Arus Data
Arus data terdiri dari sekumpulan unsur-unsur data yang berhubungan secara logis (mulai dari satu unsur data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik yang lain. Simbol panah juga digunakan untuk menggambar arus ini dan dapat digambar dengan menggunakan garis lurus ,aupun melingkar.
d.      Penyimpan Data
Adalah suatu gudang data. Bayangkanlah penyimpanan data sebagai “data yang beristirahat.” Penyimpanan data dapat ditunjukkan oleh sekumpulan garis-garis sejajar, sebuah kotak dengan ujung terbuka atau oval.
            Diagram Arus Data Bertingkat (Leveled Data Flow Diagram)
Proses utama sistem ini disebut diagram nomor 0 (figure 0 diagram) yang akan menjelaskan bagaimana nama tersebut diperoleh nantinya. Tambahan DFD dapat digunakan untuk menghasilkan dokumentasi dengan tingkat yang lebih ringkas dan terinci.
            Diagram Konteks (Context     Diagram)
Digram konteks menempatkan dalam suatu konteks lingkungan yang terdiri atas satu simbol proses tunggal yang melambangkan seluruh sistem. Meskipun diagram konteks mendokumentasikan sebuah sistem pada tingkat yang tertinggi biasanya akan lebih mudah untuk memulai dokumentasi pada tingkat yang lebih rendah, misalnya tingkat nomor 0.
            Diagram Nomor N (Figure N Diagram)
Diagram nomor n mendokumentasikan satu proses dari sebuah DFD dengan tingkat detail yang lebih besar, N melambangkan nomor proses pada tingkat yang lebih tinggi dari yang sesuatu sedang di dokumentasikan.
            Berapa banyak detai yang harus ditampilkan
Terdapat dua aturan umum yang memandu para pengembang dalam memutuskan beberapa banyak tingkat DFD yang akan digunakan. Pertama ialah membatasi satu DFD menjadi tidak lebih dari enam hingga delapan proses. Kedua ialah menggunakan alat lain untuk mendokumentasikan tingkat detail yang paling rendah tetapi dengan menggunakan tidak lebih dari satu halaman.
2.      Kasus Penggunaan
Kasus penggunaan adalah uraian naratif dalam bentuk kerangka dan dialog yang terjadi antara sistem primer dengan sekunder. Terdapat dua format kasus penggunaan salah satunya terbentuk naratif kontinu dengan nomor yang berurutan untuk masing-masing tindakan, sedangkan format yang lain disebut format ping pong karena terdiri dari dua naratif dan penomoran yang menunjukkan bagaimana tugas-tugas terjadi bergantian antar sistem primer dan sekunder.
3.      Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus penggunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap intevigasi awal dan analisis dari metodologi pengembangan berfase. DFD mengilustrasikan suatu tinjauan atas pemrosesan dan kasus penggunaan memberikan detailnya. Biasanya dibutuhkan beberapa kasus penggunaan untuk menggunakan suatu diagram angka 0.
Manajemen Proyek
            Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama di kelola oleh manajer unit TI, dengan dibantu oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi. Melalui percobaan, tanggung jawab manajemen secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang lebih tinggi yaitu tingkat strategis dalam kebanyakan kasus.
1.      Streering Committee SIM
Ketika perusahaan membentuk satu steering committee dengan tujuan untuk mengarahkan penggunaan sumber daya komputasi perusahaan, maka nama steering committee SIM akan dipergunakan. Steering committee SIM menjalankan tiga fungsi utama yaitu :
·         Menciptakan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai sasaran strategis perusahaan.
·         Melakukan pengendalian fiscal dengan bertindak sebagai yang berwewenang dalam memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan komputer.
·         Menyelesaikan perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer.
2.      Kepemimpinan Proyek
Aktifitas tim akan diarahkan oleh seorang ketua tim atau pemimpin proyek yang memberikan arahan disepanjang masa proyek. Berbeda dari streering committee SIM, tim proyek tidaklah bersifat terus menerus, biasanya akan dibubarkan ketika implimentasi telah selesai dilaksanakan.
3.      Makanisme Manajemen Puncak
Dasar dari manajemen proyek ialah rencana proyek yang dibuat selama tahap intevigasi awal ketika metodologi pengembangan berfase diikuti.setelah tujuan proyek, kendala dan ruang lingkupnya dapat difenisikan, maka kita dapat mengidentifikasikan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan.rencana ini pertama-tama dirancang dalam bentuk umum dan kemudian dibuat menjadi bentuk spesifik. Satu format yang popular untuk rencana terinci ialah grafik grant yang mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan, siapa yang melaksanakannya dan kapan dilaksanakan. Grafik grant ialah sebuah grafik batang horizontal yang mencantumkan satu grafik batang untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan,
4.      Dukungan Web Bagi Manajemen Proyek
Selain sistem manajemen proyek berbasis peranti lunak seperti Microsoft Project dukungan juga dapat diperoleh dari internet. Sebagai contoh Logic Software sebuah perusahaan yang berbasis di Toronto menawarkan sebuah sistem manajemen proyek secara online sebagai bantuan bagi perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan manajemen proyek para karyawannya.
MENGESTIMASI BIAYA PROYEK
            Mengestimasikan waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah system telah lama menjadi salah satu tugas yang menantang. Terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi biaya dan jadwal proyek :
1.      Informasi mengenai system tertentu yang sedang dibuatdan orang yang akan melakukan pengembangan.
2.      Pengalaman historis.
3.      Pengetahuan mengenai proses pengembangan piranti lunak dan alat-alat serta teknik estimasi.
Input Pengestimasian Biaya
Sebuahwork breakdon structure ( WBS ) mengidentifikasikan aktitas-aktivitas proyek yang akan membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik Grantt dan diagram jaringan. Kebutuhan sumber daya( resource requirement ) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif Sumber Daya( resource rates ) adalah biaya per unit untuk setiap jenis sumber daya. Estimasi Durasi Aktivitas( activity duration estimate ) menyebutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas. Informasi histori (historical information) terdiri atas file-file dari data proyek masa lalu, basis data pengestimasian biaya komersial dan pengetahuan proyek.
Alat-alat dan Teknik Estimasi Biaya
Estimasi analogis (analogous estimating) menggunakan biaya actual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan di masa lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang dipertimbangkan. Tekni kini digunakan ketika hanya terdapat hanya sedikit informasi lain yang tersedia. Teknik ini lebih murah dari pada teknik-teknik yang lain, tetapi pada umumnya kurang akurat.
Estimasi dari bawah keatas (bottom-up estimating) dimulai dengan detail, seperti aktivitas di dalam grafik Grantt, lalu mengalikannya dengan data biaya, sperti tarif per jam untuk karyawan, untuk menghasilkan estimasi biaya proyek. Semakin banyak detail awal, maka akan semakin akurat hasil yang di prekirakan.
Alat-alatter komputerisasi (computerized tools) dapat digunakan secara terpisah atau untuk menyederhakan alat-alat yang baru saja diuraikan.
Model-model matematis (mathematical models) dapat digunakan untuk menguantifikasi karakteristik proyek dan membuat simulasi dari berbagai macam scenario. Hasil output teknik ini akan paling akurat ketika data historinya akurat, karakteristiknya dapat dikuantifikasi dengan mudah, dan model tersebut dapat diatur skalanya sehingga dapat menangani ukuran proyek dalam rentang yang lambat.
Kesimpulan
            Pendekatan system adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang kompleks dan bersifat interdisiplin sebagai bagian dari suatu system. Pendekatan system mencoba menggali elemen yang terpenting memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan system dapat dihubungkan  dengan analisis biotis, dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial. Pendekatan system terdiri dari tiga fase upaya yakni persiapan definisi dan solusi.
            Siklus hidup pengembangan system dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh profesional dan pemakai system informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan system informasi. Sejumlah metodologi SDLC telah mengalami evolusi dengan siklus tradisional, prototyping, RAD, dan pengembangan berfase.
            Ketika system dikembangkan, proses, data dan objek akan dibuat modelnya. Alat pemodelan yang populer ialah pembuatan diagram arus data yang menggunakan sysmbol dan unsur lingkungan yang dihubungkan oleh panah untuk menunjukkan arus data. Sebelum manajemen memberikan kata setuju unutuk memulai suatu proyek system, manajer biasanya meminta agar biaya proyek diestimasi.
Rekomendasi Manajerial
1.      Didalam memulai sebuah sistem manajer meminta karyawannya untuk melakukan sebuah estimasi dengan tujuan agar  hasil yang diperoleh dari sebuah proyek tidak jauh dengan apa yang diestimasikan
2.      Didalam melakukan pengembangan sistem informasi didalam perusahaan manajer harus terlibat dalam pengelolaan tersebut agar proyek pengembangan sistem bisa berjalan dengan lancar tidak ada kecurangan yang dilakukan oleh karyawannya
3.      Sistem didalam perusahaan  haruslah dikembangkan dengan tujuan kebutuhan didalam perusahaan dengan menggunakan sistem informasi bisa terpenuhi semua
4.      Dengan pendekatan  sistem yang diterapkan pada pengembangan sistem yang dilakukan oleh manajer, metodologi SDLC telah mengalami evolusi, dengan siklus tradisional, prototyping, RAD dan pengembangan berfase yang menarik lebih banyak pendekatan

Rabu, 03 Oktober 2018

0


SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
Oleh :
Deni Islamiati             (51415021)
Fitriana Dwi Lestari  (51415031)
Putri Dewi I                (51415047)
M. Affan                     (51415042)
1.      PENDAHULUAN
            Sistem manajemen basis data mengoperasikan volume data dalam jumlah yang besar yang digunakan perusahaan dai dalam transaksi-transaksinya sehari-hari. Data harus diorganisasikan sehingga para manajer dapat menemukan data tertentu dengan mudah dan cepat dalam pengambilan keputusan. Perusahaan memecah keseluruhan koleksi data yang saling berhubungan ini menjadi sekumpulan tabel-tabel data. Kumpulan data kecil yang berhubungan ini akan mengurangi pengulangan data dan akan meningkatkan konsisten akurasi data tersebut.
            Struktur data peusahaan selama beberapa tahun terakhir ini mengalami perubahan. Sebagian perusahaan menggunakan basis data yang mengikuti suatu struktur rasional. Dua alasan penting dibalik penggunaan  struktur ini adalah struktur basis data rasional mudah digunakan dan hubungan diantara tabel-tabel di dalam struktur bersifat implicit.
            Suatu basis data harus dirancang dengan sangat cermat, para prefesional sistem informasi dan pengguna jenis bekerja sama untuk membuat spesifikasi basis data. Pendekatan-pendekatan seperti pemodelan yang berorientasi pada proses dan pemodelan perusahaan memungkinkan perencanaan basis data menghadapi masalah-masalah yang ada sekaligus meraih peluang melalui sinergi yang terjadi diantara area-area bisnis. Teknik-teknik seperti diagram hubungan entitas dan diagram kelas serta memperjelas komunikasi yang terjadi diantara spesialis informasi dan pengguna sehingga rancangan basis data akan memenuhi kebutuhan perusahaan.
            Meningkatnya arti penting basis data sebagai sumber daya yang mendukung pengambilan keputusan telah mengharuskan para manajer mempelajari lebih jauh perancangan dan penggunaan basis data. Fomulir dan laporan adalah metode standar untuk akses, namun query telah semakin penting artinya jika semua hal dianggap sama, manajer yang dapat menggunakan sumber daya basis data secara langsung dengan cara yang paling baik dan memberikan keputusan yang terbaik bagi perusahhan.
2.      PEMBAHASAN
ORGANISASI DATA
            Komputer pada awlnya dugunakan untuk memecahkan masalah yang membutuhkan kalkulasi angka yang rumit dan membosankan. Masalah ini membutuhkan sedikit input dan output. Perusahaan membutuhkan jumlah input dan output yang sangat besar. Perusahan sering kali membutuhkan komputer untuk memecahkan masalah yang sama dengan input yang berbeda secara berulang kali. Menghitung tagihan seorang pelanggan setiap kali penjualan dilakukan adalah suatu proses sederhana yang dapat di ulang berkali-kali.
            Perusahaan menyimpan data dalam jumlah yang besar di sistem infomasi berbasis komputernya hanya Karena perusahaan melakukan begitu banyak transaksi bisnis. Terdapat begitu banyak data sehingga data tersebut tidak akan berguna dalam pengambilan keputusan bisnis tanpa adanya satu cara pengorganisasian yang efektif dan efisien. Agar dapat menggunakan data dan terhindar dari kekacauan konsep data telah dipecahkan dan dikurangi menjadi konsep-konsep yang lebih kecil. Konsep-konsep data yang lebih kecil akan menyediakan bolak balik pembangunan yang dapat di kombinasikan untuk menghasilkan kembali data awal dalam suatu bentuk yang terorganisasi dan dapat di akses.
STRUKTUR BASIS DATA
Struktur basis data adalah cara data diorganisasi agar pemrosesan data menjadi lebih efisien. Struktur ini kemudian diimplementasikan melalui suatu sistem manajemen basis data. Sistem mnajemen basis data (DBMS) adalah suatu aplikasi peranti lunak yang menyimpan struktur basis data, data itu sendiri, hubungan diantara data di dalam basis data, dan nama-nama formulir, jenis-jenis data, angka di belakang decimal, jumlah karakter, nilai-nilai default dan seluruh uraian field lainnya. Inilah mengapa basis data yang dikendalikan oleh suatu sistem manajemen basis data disebut sekumpulan data terhubung yang dapat menjelaskan dirinya sendiri (self-describing set of related data).
Ø  Struktur Basis Data Hierarkis
Sistem manajemn basis data yang pertama, IDS (Intergated Data Store) dikembangkan oleh GE pada tahun 1964. Basis data ini dipengaruhi oleh hasi kerja standardisasi oleh Komite Bahasa Sistem Data (Committee on Data System Language-CODASYL). Komite ini memiliki anggota dari pemerintahan, industry, dan akademisi sehingga standar yang diciptakan akan terbuka untuk semua pihak. CODASYL membentuk suatu Gugus Tugas Basis Data (Data Base Task Group) dan memberinya tanggung jawab untuk mengembangkan standar-standar basis data. Alasan dibalik kepopulerannya adalah karena struktur hierarkis memanfaatkan sumber daya komputer secara efisien, khususnya ketika sebagian besar record di dalam basis data akan digunakan di dalam suatu aplikasi. Organisasi ingin seluruh pelanggan mendapatkan tagihan, semua vendor dibayar dan semua pesanan diproses. Untuk aplikasi-aplikasi ini, struktur hierarkis akan memanfaatkan sumber daya basis data dengan sangat efisien.
Ø  Struktur Basis Data Jaringan
Dalam Struktur basis data jaringan disini diekmbangkan untuk memungkinkan penarikan record-record tertentu. Ia memungkinkan satu record tertentu menunjuk pada semua record lainnya di dalam basis data. Struktur jaringan memecahkan permasalahan keharusan untuk menarik balik hingga kembali ke “cabang” yang menyatukan basis data. Secara konseptual, setiap record dalam basis data dapat menunjuk ke semua record lain di dalam basis data, ibaratnya seperti meloncat ke setiap cabang pada pohon. Akan tetapi, rentang kemungkinan koneksi yang begitu lebar ini juga merupakan kelemahan dari penerapan struktur jaringan pada masalah-masalah praktis. Mengizinkan setiap record menunjuk ke record-record yang lainnya akan terlalu kacau. Bahkan professional sistem informasi sekalipun akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan dan menggunakan basis data dengan menggunakan struktur jaringan.
Ø  Struktur Basis Data Relasional
Disini organisasi bisnis tidak pernah secara luas menerapkan sistem manajemn basis data yang dibangun berdasarkan struktur jaringan. Namun, organisasi masih membutuhkan cara untuk mengatasi masalah-masalah manajerial dalam penggunaan basis data; yakni, mereka membutuhkan cara untuk dapat focus pada subkelompok kecil data dan hubungan dari sepotong data ke data yang lain tanpa harus melakukan navigasi melalui record data perantara dalm jumlah besar. Parqa manajer dan staf professional harus mengakses informasi secara langsung dari suatu absis data agar dapat mendukung pengambilan keputusan yang mereka lakukan. Struktur mirip tabel dari sistem manajemen basis data relasional adalah sebuah format yang dapat di pahami dengan cepat oleh manajer maupun staf professional.
CONTOH BASIS DATA RELASIONAL
Basis data akan memecah informasi ke dalam beberapa tabel, karena jika informasi disimpan hanya pada satu tabel, maka akan terdapat banyak nilai field data yang terduplikasi, sehingga mengebabkan data menjadi berulang (redundant). Basis data akan mengurangi pengulangan data dalam tabel-tabel. Basis data ini akan meningkatkan konsistensi data dan akurasi data. Ini merupakan masalah yang sangat penting. Manajer mengambil keputusan yang sangat penting bagi operasi perusahaan; dan oleh sebab itu, mereka membutuhkan data yang akurat dan konsisten dengan data lain di dalam basis data. Mengurangi jumlah pengulangan data adalah hal yang baik, tetapi konsistensi dan akurasi data merupakan suatu hal yang vital.
Ø  Basis Data Jadwal
Contoh yang dipergunakan disini diimplementasikan pada peranti lunak sistem manajemen basis data Microsoft Access, namun implementasi ini akan serupa pada setiap produk basis data relasional lainnya. IBM, Oracle, Microsoft dna banyak perusahaan lain menyediakan peranti lunak sistem manajemen basis data relasional. Implementasi dapat sedikit berbeda, tetapi semua mempergunakan struktur yang sama. Utnuk jenis-jenis field yang lainnya, seperti nomor telepon atau kode pos, mask input yang tepat juga dapat dibuat. Nilai-nilai standar (default) juga dapat ditentukan sekaligus juga aturan untuk memvalidasi (memeriksa) nilai-nilai yang telah dimasukkan. Setiap nilai yang dimasukkan oleh pengguna yang tidak memnuhi persyaratan akan ditolak dan tidak akan dicatat ke dalam basis data. Field kode adalah kunci untuk tabel, sehingga tidak diperkenankan adanya nilai-nilai duplikat. Nilai kunci haruslah unik. Tetapi field-field lain dapat memperkenankan adanya duplikasi jika perancang memilih jaringan tersebut.
Ø  Konsep Basis Data
Ketika pengguna memikirkan record di dalam suatu basis data, mereka secara intuitif akan merasa bahwa urut-urutan record yang ditampilkan dalam sebuah laporan merupakan cerminan dari urut-urutan penyimpanan record tersebut di dalam disk komputer. Dalam independasi data (data independence) adalah kemampuan untuk melakukan perubahan pada struktur data tanpa melakukan perubahan pada program-program aplikasi yang memproses data. Sebagai contoh, program komputer untuk meproses pesanan pembelian adalah program yang terpisah dari data pesanan pembelian yang disimpan di dalam basis data. Independensi data tercapai dengan menempatkan spsesifikasi data di dalam tabel-tabel dan kamus yang secara fisik terpisah dari program. Setelah itu ada kamus data (data dictionary) mencakup definisi-definisi dari data yang disimpan di dalam basis data dna dikendalikan oleh sistem manajemen basis data. Dan juga mengalami perubahan-perubahan pada struktur data hanya dilakukan satu kali-di dalam kamus data; program-program aplikasi yang mempergunakan data tidak akan ikut terpengaruh.
MEMBUAT BASIS DATA
Konsep proses pembuatan sebuah data akan melibatkan tiga langkah utama yaitu
·         Menentukan data yang dibutuhkan
·         Mengurangi data tersebut
·         Memasukkan data ke dalam basis data
Ø  Menentukan Kebutuhan Data
Menentukan kebutuhan data yang diperlukan dikumpulkan dan disimpan adalah langkah penting dalam mencapai suatu sistem informasi berbasisi komputer, kita dapat menggunakan dua pendekatan dasar untuk menentukan kebutuhan data, pendekatan yang berorientasi pada proses dan permodalan perusahaan.
Pendekatan yang berbasis pada proses, ketika perusahaan memilih pendekatan yang berorientasi pada proses untuk menentukan kebutuhan datanya, maka perusahaan tersebut akan menjalankan urutan-urutan langkah tersebut :
·         Mengidentifikasi masalah
·         Keputusan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah
·         Menjabarkan informasi yang dibutuhkan
·         Menentukan pemrosesan yang di butuhkan
·         Menentukan spesifikasi data
Alasan mengapa pendekatan process-oriented kadang-kadang disebut pendekatan problem-oriented adalah karena dimulai dengan suatu masalah. Pendekatan permodelan perusahaan kekuatan pendekatan permodelan perusahaan adalah bahwa ia mengambil keuntungan dari sudut pandang sumber daya data perusahaan yang luas.
Ø  Diagram Relasi Entitas
Diagram relasi entitas seprti ditunjukkan oleh namanya, berhubungan dengan data di dalam entitas dan hubungan antarentitas. Ketika penggunaan data spesialis informasi mulai untuk berkomunikasi tentang kebutuhan data untuk suatu sistem informasi, mereka akan berbicara mengenai pengumpulan data.
Ø  Diagram kelas
Suatu diagram relasi entitas hanya merupakan penyajian grafis dari dalam dan relasi, bukannya tindakan-tindakan yang dilakukan atas data. Diagram kelas terdiri atas kelas-kelas yang memiliki nama field-field di dalam kelas, dan tindakan-tindakan (kadang disebut sebagai metode) yang dilakukan atas kelas.
MENGGUNAKAN BASIS DATA
Kita berinteraksi dengan sebuah basis data dari sebuah komputer pribadi meskipun data tersebut berada di tempat lain dalam jaringan, formulir, lapora dan query dalam metode yang sering digunakan
Ø  Laporan Dan Fomulir
Mayoritas interaksi pengguna dengan basis data adalah melalui laporan dan formulir. Sebagian besar vender peranti lunak manajemen basis data menawarkan GUI yang memudahkan pembuatan formulir dan laporan perbedaan antara formulir dan laporan adlaah bahwa formulir dapat digunakan untuk memnambah, menghapus dan memodifikasi record basis data.
Ø  Navigasi. Pengguna dapat melakukan navigasi dari satu record ke record lainnya jangan menggunakan baris navigasi yang ebrbeda
Ø  Akurasi. Formulir akan menjalankan definisi field data yang telah ditentukan
Ø  Konsistensi. Hal yang paling penting ketika nilai field dalam satu tabel digunakan untuk menggabungkan record ke tabel lain.
Ø  Penyaringan. Basis data dapat memiliki jumlah data yang snagat banyak
Ø  Sub formulir. Mengalokasiskan kombinasi formulir dan sub former.
Ø  Laporan. Data teregrasi dari basis data yang di format dengan cara yang akan terbantu pengambilan keputusan
Ø  Query. Satu permintaan kepada basis data untuk menampilkan record yang dipilih. Query pada umumnya field dan dalam jumlah terbatas dan kemudian membatasi record yang ditampilkan berdasarkan satu kumpulan criteria
Ø  Bahasa query terstruktur
Pengertian disini adalah kode yang digunakan oleh sistem manajemen basis data relasional untuk mengerjakan pekerjaan basis data
Ø  Pemrosesan basis data lanjutan
Pemrosesan analisis on-iine atau on-line analytical processing telah menjadi hal yang semakin umum dalam peranti lunak sistem manajemen basis data. Yender memasukkan fitur ini untuk memungkinkan dilakukannya analisis data yang mirip dengan statistic cross tabulation.
Ø  Personel basis data
Terdapat beberapa personel yang berkaitan dengan basis data. Administrator basis data memiliki tanggung jawab teknis maupun manajerial atas sumber daya basis data. Programmer basis data diminta untuk membuat kode komputer pemrosesan data yang efisien. Pengguna akhir basis data adalah basis data penting lainnya.
Ø  Administrator basis data
Spsesialis informasi yang ahli dalam mengembangkan, menyediakan dan mengamankan basis data adlah administrator basis data. Administrator basis data mengawasi seluruh aktivitas basis data mereka harus memiliki keahlian manajerial maupun keahlian teknis yang tinggi.
Ø  Programmer basis data
Programmer basis data menunjukkan spesialisasi dan seleksi tingkat tinggi. Mereka sering kali memilih lebih banyak pengalaman dan pelatihan daripada programmer lain yang dimiliki perusahaan. Slaah satu alasannya adalah bahwa basis data merupakan pusat penyimpanan fakta bagi perusahaan.
Ø  Pengguna akhir
Pengguna akhir tidak dapat dikaitkan sebagai personel penting yang berinteraksi dnegan basis data. Emreka membuat laporan dan formulir memberikan query kepada basis data dna menggunakan jawaban dari pertanyaan basis data mereka untuk pengambilan keputusan yang akan memperngaruhi perushaaan dna unsure pokok lingkungannya.
MENEMPATKAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA DALAM PERSPEKTIF
Sistem manajemen basis data atau DBMS merupakan pernagkat lunak yang dapat melakukan utilisasi dan mengolah koleksi data dalam jumlah yang besar. BDMS juga dirancang untuk melakukan manipulasi data secara lebih mudah. Sebelum adanya DBMS, data pada umumnya disimpan dalam bentuk flst file, yaitu file teks yang ada pada isstem operasi DBMS dapat diartikan sebagai program komputer yang digunakan untuk memasukan, mengubah, menghapus, memodifikasi dna memperoleh data atau informasi dengan praktis dan efisien.
Ø  Keuntungan DBMS
DBMS memungkinkan perusahaan maupun pengguna perorangan untuk :
·         Mengurangi pengulangan data. Jumlah data akan dikurangi, dibandingkan dnegan ketika file-file komputer disimpan secara terpisah untuk setiap aplikasi komputer. Data yang sama diantara file-file dalam suatu manajemen basis data relasional digunakan untuk membentuk relasi implicit diantara data
·         Mencapai independensi data. Spesifikasi data disimpan dalam basis data itu sendiri daripada disetiap program aplikasi.
·         Mengambil data dan informasi dengan cepat. Relasi-relasi logis dan bahasa query dibandingkand engan berjam-jam atau berhari-hari jika mengambil data dengan menggunakan bahasa pemrograman tradisional seperti Java
·         Keamanan yang lebih baik. Baik DBMS mainframe maupun komputer mikro dapat emmiliki tingkat bagaimana keamanan yang berlapis seperti kata sandi, direktori pengguna dan enkripsi.
Ø  Kerugian DBMS
Keputusan untuk menggunakan DBMS akan membuat perusahaan atau pengguna memberikan komitmennya untuk :
·         Membeli peranti lunak yang mahal. Dbm untuk mainframe mahal harganya. Dbms berbasis komputer mikro, meskipun harganya beberapa ratus dollar, dapat menjadi pengeluaran yang sangat besar lagis ebuah organisasi kecil.
·         Mendapat konfigurasi. Peranti keras yang besar, kemudahan dengan mana DBMS dapat menarik informasi mendorong lebih banyak pengguna memanfaatkan basis data.
·         Mempekerjakan dan memelihara staf DBA. DBMS menuntut pengetahuan khusus agar dapat meanfaatkan secara penuh kemampuannya. Pengetahuan khusus ini paling baik diberikan oleh administrator basis data.
Kesimpulan
Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan  sesuatu dengan yang lainnya, tersimpan dalam perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk bantuan dalam mengoperasikannya. Basis data merupakan komponen dasar dari sebuah sistem informasi dan pengembangan serta penggunaannya sebaiknya dipandang dari perspektif kebutuhan organisasi yang lebih besar. Oleh karena itu siklus hidup sebuah sistem informasi organisasi berhubungan dengan siklus hidup sistem database yang mendukungnya.Peram sistem manajemen berbasis data secara metode dan posedur kegiatan perusahaan. Menciptakan metode kerja yang mengarah pada pencapaian tujuan efektif dan efisien. Menambah efisien kerja kantor. Membantu manajemen alam menilai pekerjaan kantor. Mengadakan penghematan waktu dan biaya. Komponen  DBMS (Data Base Management System) umumnya memiliki sebagian komponen fungsional (modul) seperti : File Manager, Database Manager, Query Processor, DML Precompiler, DDL Compiler.Keunggulan dari DBMS adalah mengurangi duplikasi data, menjaga consistentsi dan integritas data, meningkatkan keamanan data, efisiensi dan efektifitas penggunaan data, meningkatkan produktifitas para pengguna data. Kelemahan DBMS adalah Memerlukan suatu skill tertentu untuk bisa melakukan administrasi dan manajemen database agar dapat diperolehh struktur dan relasi data yang optimal, Memerlukan kapasitas penyimpanan baik eksternal disc maupun internal memory agar DBMS dapat bekerja cepat dan efisien. Kebutuhan akan sumber daya resources biasanya cukup tinggi. apabila DBMS gagal menjalankan misinya maka tingkat kegagalan menjadi lebih tinggi Karena banyak pengguna bergantung pada sistem ini. Harga DBMS yang handal biasanya sangat mahal.
Rekomendasi Manajerial
·         Sebikanya para user menggunakan DBMS karena DBMS menyediakan saran antar muka (interface) dalam mengakses data secara  efisien tanapa harus melihat kerumitan atau detail tentang cara data di rekam dan di pelihara.Jadi sistem manajemen basis data adalah perangkat lunak yang mendukung manajemen data dalam jumlah besar. Sistem manajemen basis data menyediakan akses data yang efisien.Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran, sehingga menambah wawasan bagi para pembaca mengenai sistem informasi manajemen berbasis data.
·         Dengan memahami struktur basis data seharusnya prusahaan harus memulai memahami peranan yang dimainkan data oleh pengambilan keputusan. Dan juga perusahaan harus dapat memulai juga dengan masalah-masalah yang dihadapinya dan membuat data yang dibutuhkan bisa berorientasi pada proses
·         Jika perusahaan ingin mengambil keuntungan dadi adanya masalah-masalah pada are bisnis, perusahaan tersebut dapat menerapkan pendekatan permodelan perusahaan.
·         Jika perusahaan membutuhkan teknik untuk menguraikan data yang dibutuhkan, diagram relasi entitas dan diagram kelas adalah alat-lat yang memungkinkan para penggunanya untuk mengkomunikasikan kebutuhan pada spesialis sistem komunikasi data yang secara efektif
·         Jika setiap manajer membutuhkan data dari laporan dan formulir bisa menggunakan query basis data, karena query basis data ini merupakan alat yang ampuh bagi para manajer tetapi kelemahan dari query basis data ini akan memunculkan bahaya bagi para penggunanya.
·         Semua manajer harus memahami struktur-struktur basis data dan juga bagaimana cara memperoleh kembali data dari basis data. Karena ini merupakan hal yang sangat penting bagi pengambilan keputusan yang cerdas.